"Nama siapa, Mah?" Dewi menimpali dengan pertanyaan yang sama.
"Ih kamu ikut campur saja, Dew!" gerutu Jeremi pada adiknya itu.
Setelah meneguk segelas air putih, Dewi kembali melanjutkan pertanyaannya.
"Memangnya lagi ngomongin siapa sih?" Lagi-lagi dia bertanya dengan rasa keingin tahunnya.
"Ini loh, calon istrinya kakak kamu," jawab sang ibunda dengan semangat.
"Oh yah! Siapa?" Dewi terkejut dan ikut penasaran. Ia segera mendekat ke tempat duduk keduanya dan bersiap mendengarkan jawaban Jeremi.
"Sudahlah nanti saja kita bahas lagi. Aku sudah ngantuk." Jeremi menghindar. Ia segera beranjak dari sofa tempatnya duduk, kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sepertinya Jeremi masih belum berani untuk mengakui perasaannya di hadapan Dewi. Dia masih ragu karena Jeni merupakan teman dekat adikaknya itu. Bahkan Dewi pula yang memperkenalkan mereka saat pertama kali.
Tentu saja Dewi akan terkejut jika mengetahui kalau kakaknya tengah menyimpan rasa pada sahabatnya.
