Sementara Jefri masih saja mengusap keningnya yang mulai terasa pusing.
"Akhiri saja semua ini, Mas," celetuk Jeni.
Jefri mendongak terkejut mendengar ucapan Jeni. "Apa-apaan kamu, Jen! Aku tidak mau!" tolaknya tegas.
"Mas! Mba Selin begitu baik. Apa kamu tidak sadar dengan kebaikan istri kamu?" tambah Jeni.
"Tapi aku mencintai kamu, Jeni! Aku tidak rela membiarkam kamu kepelukan lelaki lain, termasuk Wili!" Jefri mempertegas penolakannya. Lelaki egois itu tak rela melepaskan Jeni, juga tidak mau rahasia pernikahannya diketahui Selin.
"Mba Selin juga mencintai kamu, Mas! Apa kamu tidak bisa merasakan cinta Mba Selin yang begitu tulus?" Jeni menyindir.
Jefri pun mematung dalam beberapa detik. Ia terlihat bingung harus menjawab apa. Begitu pekat ia rasakan di dalam dadanya. Dia mencintai Jeni dengan sangat, semenyara perasaannya pun begitu berat untuk melepaskan Selin.
Jefri mengingkan kedua wanita itu selalu ada dalam hidupnya. Dia pun tak ingin melepas salah satunya.