Rafael sedang bekerja di ruangannya ketika terdengar suara ketukan pintu dari luar. Pria yang awalnya sedang berkonsentrasi itu langsung mendesah kesal, paling tak suka konsentrasinya buyar ketika sedang fokus akan sesuatu.
'Siapa sih yang mengetuk pintu? Mengganggu saja."
Rafael memang tak pernah mengunci pintu. Peraturannya siapapun yang datang hanya perlu mengetuk pintu sebanyak dua kali, lalu membuka pintu sedikit untuk menyampaikan apa yang hendak dia katakan pada sang tuan muda. Nanti Rafael yang akan memutuskan reaksi yang dia berikan.
Itu sebabnya tak lama pintu terbuka. Di mana kemarahannya langsung padam begitu melihat wajah cantik Luna mengintip di sela pintu yang kecil itu.
"M-Maaf, Tuan Muda. Maaf telah mengganggu. Tapi... apa saya boleh menanyakan sesuatu pada Anda?"
Rafael juga lantas menyadari kalau ekspresi di wajah gadis itu menyiratkan sejenis keresahan. Tentu saja hal itu langsung menangkap rasa penasaran di dadanya.