Dengan tergesa-gesa Luna menuju rumah sakit. Karena meladeni Rafael, dia jadi terlambat untuk menepati ucapannya pada Tias unyuk segera datang. Mana jalanan juga sempat macet.
Sesampainya di sana, dilihatnya Tias duduk di deretan bangku di depan ruang ICU. Wanita paruh baya itu sendirian saja. Sepertinya kerabat mereka yang banyak itu telah pulang.
"Tante?"
Luna sangat gugup sebenarnya. Karena dia punya agenda tersendiri juga terhadap Tias untuk menyempurnakan rencananya.
"Luna, kamu ke mana saja? Kenapa kamu tadi lama sekali mengangjat telepon dari saya? Apa yang kamu lakukan?"
'Saya menjual diri saya, Tante. Demi membayar utang budi saya pada putra kesayangan Tante, saya sampai menanggalkan sisa harga diri saya. Namun saya tak munafik mengakui kalau saya sebenarnya menyukainya karena pria yang membeli saya adalah pria yang paling istimewa buat saya. Selain itu juga… saya punya misi khusus untuk memperbaiki segalanya.'