'Jam dua pagi lewat dua puluh tujuh menit.'
Luna bergumam di dalam hati saat memeriksa jam di pergelangan tangannya. Sejenak setelah dia membuka baju untuk menjenguk Gino, lalu keluar dari ruang ICU.
Namun saat membuka pintu itu, langkahnya terhenti lagi. Dia tampak sedikit tak percaya dengan orang yang menyambutnya di sana. Seseorang yang sebenarnya dia pikirkan sejak tadi—bukan, lebih tepatnya seseorang yang hampir setiap menit di hidupnya dia pikirkan.
"Kenapa kamu di sini? Jam segini?"
Luna sudah seharusnya curiga saat suster bilang ada yang bertamu di jam segini. Hal itu tidak sesuai dengan peraturan rumah sakit. Sehingga kalau ada yang melanggarnya, orang itu harusnya memang sangat kaya dan berkuasa.
CEO Rafael Abraham adalah salah satunya.
"Hah, aku hanya menebak kamu akan berada di sini. Tapi ternyata kamu memang di sini. Hobi sekali sih kamu merepotkan diri untuk orang yang nggak ada hubungannya dengan kamu. Orang itu mungkin hanya akan membebani hidup kamu—"