Serra pergi begitu saja setelah dia menyebarkan kekacauan. Dada Luna bergemuruh. Dia merasa sangat marah. Namun untuk saat ini dia perlu mengabaikan hal itu dulu. Sebab ada hal penting yang harus diurus terlebih dahulu saat ini.
Kembali didekatinya Tias. Di mana wanita paruh baya itu tampak terguncang mendengar ucapan Serra. Beliau kini duduk di salah satu bangku di dekat ruang ICU, tampak lemah dan pucat seketika.
"Tante? Anda tak apa-apa? Mumpung kita sedang di rumah sakit saya panggilkan dokter untuk Ibu ya."
Namun Tias memegang tangannya.
"Nggak papa. Saya baik-baik saja kok." Itulah jawaban wanita itu seraya menggelengkan kepalanya. "Ya, setidaknya tubuh saya baik-baik saja. Walau saya nggak yakin dengan psikis saya."
Luna tak tahu harus bilang apa saat mendengarnya.
Namun tak lama kemudian Tias mengangkat wajah untuk menatapnya lagi. "Tapi bisa kita bicatakan apa maksud wanita tadi? Kenapa dia bicara begitu soal kamu dan Gino? Apa itu benar?"