Seperti biasanya, Rafael sama sekali tak senang saat melihat Serra. Justru bisa dikatakan kalau ada perasaan muak di dadanya yang tak menginginkan perempuan itu. Terutama saat otaknya sedang penuh-penuhnya di saat ini.
Namun di saat bersamaan dia ingat akan hal menjadi salah satu misteri terbesar di kepalanya ini. Sesuatu yang nyatanya melibatkan perempuan ini.
"Aku… aku turut berduka dengan apa yang menimpa kedua orang tua kamu ya? Astaga. Kenapa bisa hal seperti itu terjadi? Kenapa bisa ada orang kejam seperti itu yang dengan begitu dingin hati menghabisi nyawa orang lain. Kamu pasti sangat kaget ya, Raf. Kamu pasti begitu terguncang."
Entah kenapa nada prihatinnya terdengar tak bersungguh-sungguh. Entah hanya perasaan Rafael saja, namun Serra terlihat seperti hanya sedang mencari muka saja padanya. Namun untuk saat ini pria itu memutuskan untuk mengabaikan hal itu. Karena ada hal penting yang sedang dia targetkan atas kehadiran tiba-tiba ini.