Rafael bangkit dari tempatnya duduk di atas tikar tadi, lalu berjalan mendekati Luna. Di mana gadis itu tampak masih seperti terpana di bagian belakang pohon. Memandang tak percaya atas apa yang dia lihat.
"Aku menyuruh salah satu karyawan untuk menutupinya dengaan kayu, lalu dicat senada dengan warna pohon agar tidak terlihat kentara dari luar. Kuakui kalau aku melakukannya demi melupakanmu. Tapi itu karena aku kesulitan untuk lupa, bukannya karena aku telah melupakanmu makanya kulakukan."
Rafael memandang Luna dengan lebih serius, di mana gadis itu benar-benar masih terpaku di sana. Dia terlihat sangat terguncang dan kali ini dia tampak tak bisa menyembunyikannya.
"Aku tidak akan menghapusnya, Luna. Apapun yang terjadi. Karena seperti yang kubilang tadi, ini adalah bagian kenangan kita yang berwujud nyata di pulau ini, di antara kenangan-kenangan lainnya yang hanya ada di dalam ingatan saja."