Air mata Luna dan Rafael sama-sama terasa akan menetes saat akhirnya mereka dapat bertemu dengan Summer. Apalagi melihat kondisinya sekarang yang tampak terbaring lemah di salah satu sudut dari kandang kayu itu, di atas sebuah tempat tidur yang didesain dengan cukup terawat dan empuk. Sehingga setidaknya Summer tidak terlalu kedinginan terbaring di sana.
Mahluk itu tampak memandang mereka dengan mata sayu. Walaupun dia tak menyalak atau mengibas-ngibaskan ekor seperti biasanya, namun dari sorot matanya entah kenapa dia seperti dapat mengenali mereka. Lihatlah dari bagaimana dia mengangkat wajahnya dengan sedikit susah payah untuk sekadar menyapa mereka.
"Hai, kamu kenapa? Kamu sedang sakit ya? Astaga…."
Luna tak bisa menahan air matanya lagi, apalagi setelah dia menyentuh tubuh Summer. Sempat mengusap punggungnya dengan perlahan sebelum menyentuh dagunya. Sehingga kepala Summer bisa sedikit menengadah untuk membuat kontak mata dengannya.