Luna malah langsung cemberut mendengar ucapan Rafael itu. Dia canggung diejek begitu, namun tetap saja juga tak terima karena dia sama sekali tak sampai berpikiran sejauh itu. Rafael ini sembarangan sekali.
"Kamu bercanda ya? Sekarang saja kamu hanya punya waktu tidur selama tiga jam, tahu nggak? Kamu sih semalam tak bisa dilarang, padahal kamu itu kan sedang sibuk-sibuknya di kantor. Bisa-bisanya kamu masih berpikiran begitu, dasar."
Rafael terkekeh lucu mendengarnya. "Aku bisa menahannya kok. Asal sama kamu, aku bisa menahan diri walau tidak tidur selama 24 jam pun—"
"Dasar gombal. Sudahlah. Hentikan pembicaraan ini. Sebaiknya kamu bangun dan siap-siap sekarang, Rafael. Tuh, waktu terus berjalan. Kamu kan nggak boleh telat karena hari ini ada pertemuan penting juga. Seingatku sama salah satu klien dari pihak bank, bukan? Pergilah. Siap-siap sekarang."
Rafael tak menyahut. Dia masih juga tiduran sambil memandang Luna. Hal itu kembali membuat Luna jadi sedikit sebal.
"Rafael?"