Walau tatapan Rafael tampak datar menyaksikan kondisi Gino sekarang, namun sebenarnya berbagai pemikiran muncul di kepala sang Tuan Muda. Saat melihat mantan sahabat yang begitu dia sayangi bagai saudara sendiri itu kini terbaring lemah dan tak berdaya selama puluhan hari di ranjang ini. Namun masalahnya kini pandangan Rafael telah berbeda kepadanya. Kebencian kini juga tumbuh tak tertahankan di dada ini.
"Gin, bangunlah, Gin. Lihatlah siapa yang datang hari ini untuk menemui kamu. Rafael, Tuan Muda Rafael. Sahabat yang begitu kamu sayangi dan sukai sejak hari pertama kedatanganmu di kediaman Abraham. Seseorang yang kamu ikuti ke mana-mana, bahkan lebih kamu sukai daripada dekat-dekat dengan Ibumu sendiri. Seseorang yang menurutmu akan kamu temani hingga akhir nyawamu nanti."