Suara tawa dan keceriaan Rafael adalah hal yang membuat Luna kembali terjaga. Hal yang membuat gadis itu bingung seketika, seraya memandang sekitaran kamarnya dengan kedua mata yang masih berat. Menemukan sore yang mulai menjelang di luar rumah.
"Kenapa aku malah mendengar tawa seperti itu, padahal di mimpiku aku mengingat masa-masa waktu kami menghabiskan malam bersama."
Luna menepis pemikiran itu. Lalu meraih ponselnya di balik bantal. Sudah jam lima sore, berarti empat jam sudah lamanya dia tertidur.
"Haaah. Aku sebenarnya masih tak mau kembali ke kediaman Abraham dulu, namun sepertinya aku harus membulatkan tekadku sekarang. Aku sudah tak bisa libur lebih lama dan membuat Rafael bisa marah, di mana mungkin dia mungkin melakukan sesuatu yang tak kuinginkan. Selain itu Ibu sudah menyiapkan banyak sekali menu untuk diberikan pada Rafael. Sehingga dia tak ingin membuat beliau kecewa.