"Apa kamu yakin? Aku memberi kemudahan untukmu agar dapat bertemu dengannya lho. Karena tak mudah untuk dapat menemuinya, bahkan walau kamu memintanya kepada Luna sekalipun."
Harus diakui kalau Dylan mengatakan hal yang akurat. Terlebih dengan masalah yang ada sejauh ini antar dirinya dan Luna. Di mana wanita itu terus melarangnya untuk menemui pria yang banyak dipanggil Tuan Muda itu.
"Ayolah. Bukankah ini yang kamu inginkan. Apalagi tadi kata Bu Tias... kamu berniat untuk meninggalkan Jakarta dalam beberapa hari. Memangnya kamu tak merasa sayang atau kepikiran kalau pergi begitu saja tanpa mendapatkan apa yang kamu inginkan."
Edwin diam lagi dan merenung. Karena sungguh dia tergiur dengan hal itu, namun khawatir dengan apa yang harus dia serahkan untuk membayar. Karena tentu saja Dylan tidak akan datang dan menawarkan diri begini kalau ia tidak mengincar sesuatu dari Edwin sebagai gantinya.