"Bisakah kamu berbalik atau menutup mata dulu?"
Gelak tawa Rafael langsung pecah setelah itu. "Really? Baru semalam aku melihat dan menyentuh bagian manapun di tubuh kamu lho. Gimana mungkin kamu malah memintaku untuk tidak melihat tiba-tiba?"
"Tetap saja. Ini memalukan." Luna masih dengan canggung mengatakannya. "Jadi berbaliklah."
Namun Rafael hanya masih saja memandangnya. Tak lupa dengan senyuman miring di wajahnya.
"Raf...." Luna meminta dengan sedikit merengek.
"Oke. Aku akan menurutinya untuk kamu. Tapi... aku ingin sedikit menikmati ini lebih lama."
Rafael mencondongkan kepalanya tiba-tiba, lalu mengusap pucuk kepala Luna. Mengejutkan perempuan itu.
"Saat kamu akhirnya benar-benar kembali jadi diri kamu tanpa perlu berpura-pura sebagai orang lain."