Rafael tahu kalau di malam pesta perayaan pelantikannya ini dia akan disibukkan meladeni banyaknya undangan. Dia akan menghabiskan lebih banyak pesta untuk bercengkerama dengan mereka, lalu membahas hal yang bersifat basa-basi dan tidak terlalu penting.
Tapi dia tak tahu kalau durasinya hanya seakan tanpa henti seperti ini. Karena baru saja dia selesai dengan beberapa orang, malah ada undangan lain yang mengajaknya bicara. Sehingga kembali menyita waktunya untuk sekadar bercengkerama.
Padahal sebenarnya dia tak minat sama sekali dengan semua ini. Memang benar beberapa pembicaraan mengarah pada pembahasan soal perusahaan, namun selebihnya hanya seperti orang-orang itu yang berusaha untuk mendekatinya untuk mendapat keuntungan personal. Jadi bahan omongan membuatnya semakin tak berminat semakin ke sininya.
Serta tentu saja....