"Hm... Tante, maaf. Tapi... sepertinya kami harus pergi dulu karena ada urusan."
Baik ekspresi Tias maupun Edwin sama-sama terlihat serius pada saat itu. Apalagi Tias yang langsung mendesah berat.
"Tak bisakah kamu tetap tinggal di sini? Kenapa kamu meninggalkan Gino saat keadaannya begini?"
Tias biasanya tidak akan pernah protes di dalam ruangan ini. Sebab dia percaya Gino dapat mendengarkan kata-katanya. Namun sepertinya kali ini berbeda karena tadi beliau begitu panik dan kalut.
"Maaf, Tante. Tapi aku harus bekerja—"
"Ini kan akhir pekan. Kenapa kamu tetap harus bekerja?" Tias sempat meninggikan nada bicaranya. Walaupun kemudian dia dengan cepat mengendalikan dirinya lagi untuk menahannya. "Tetaplah tinggal di sini dan temani Gino ya?"