"Eey, ini tidak seserius itu. Kamu tak perlu memelototiku begitu."
Setelah merasa terdesak dan kalah berdebat, Dylan langsung mencairkan lagi atmosfer yang beku. Pria itu terkekeh sambil memandang keduanya dengan bergantian.
"Ya. Aku akui memang aneh sih melakukan hal-hal seperti itu pada bawahanmu. Tapi lagi-lagi... semua orang tentu tak sama. Orang lain tak melakukannya, bukan berarti kamu juga harus begitu." Dylan mengangkat bahunya. Lalu melirik gadis itu lagi. "Maafkan kalau misalnya pertanyaanku membuatmu tak nyaman. Hm... siapa namamu tadi?"
"Saya Luna, Pak."
"Oh, ya, Luna. Nama yang cantik seperti orangnya." Dylan terkekeh kecil lagi sengaja untuk memancing Rafael lagi. "Maaf ya karena mempertanyakan hal itu. Saya benar-benar heran soalnya. Tak usah masukkan ke dalam hati ya? Saya sebenarnya bukan orang yang terlalu kepo atau kaku seperti kelihatannya kok."