'Akhirnya hari ini datang. Hari di mana aku tak hanya akan kembali memasuki hidup Rafael, namun juga mempertaruhkan diriku sendiri untuk maju ke sana. Mempertaruhkan pertahanan diriku agar tidak teracuni oleh jebakan yang kutanam.'
Luna berpikir begitu sambil selesai merapikan barang-barangnya untuk yang terakhir kalinya. Memandang tiga koper dan tas lainnya yang berisi segala hal yang dia perlukan selama tinggal di kediaman Abraham.
Luna memang selalu saja merasa gugup terkait semua ini, namun hari ini gugupnya semakin bertambah. Karena dia tahu saat itu akhirnya akan segera tiba.
'Aku bisa menghadapinya. Aku pasti bisa.'
Tak mau kembali larut dalam lamunannya, Luna pun segera keluar dari kamarnya. Dia menemukan kedua orang tuanya yang sejak tadi cukup membantunya berberes-beres. Menanyakan soal hal-hal yang mungkin diperlukan agar tidak ditinggalkan.
"Kamu akan berangkat jam berapa, Nak?" tanya sang kepala keluarga dari atas kursi rodanya.