"Apa-apaan kamu ini? Lepaskan dulu!" ucap Leo dengan jiwa laki.
John tersadar dengan wajah panik setengah mati. Dia segera melepaskan pelukan itu dan beringsut menjauh.
"M-m-maaf, Tuan ... saya tidak bermaksud." John menelan salivanya dengan tubuh gemetar.
"Kelihatannya kamu senang aku mengatakan itu," kata Leo dengan kedua mata menyipit.
"Ah, anu ... sebenarnya sudah lama saya menduga Tuan mulai tertarik pada Nona Hana. Hanya saja, saya tidak ada keberanian menanyakan itu," jawabnya jujur.
Leo tampak kesal. John lebih mengenal dirinya ketimbang dia sendiri.
"Barusan kamu bilang kalau aku ada masalah, kamu mau bantu? Memangnya bisa?"
"Sudah lama bekerja dengan Tuan Leo, memangnya saya bisa mengatakan tidak? Hehehe...."
"Ck, hentikan itu! Senyummu malah menyakiti mataku!" ucap Leo, sadis.
Dia memutar bola matanya sambil mengetuk-ngetukan pena pada meja kerjanya.