Chapter 208 - 208

Jiwanya merasa tidak tenang diperhatikan begitu oleh Leo. Tidak tahu kenapa rasanya sangat takut berada dekat dengannya, tubuhnya saja sampai gemetar begini. Seakan ada ribuan hantu yang datang ingin menyerangnya.

Namun begitu, Hanabi berusaha menarik sudut bibirnya. Dia mengontrol dirinya.

Kenapa senyum untukku tidak seindah senyumnya pada Ling Christiansen? (Batin Leo, kesal)

"Kamu sudah makan?" tanya Leo.

"Belum," jawabnya dengan wajah pucat.

"Belum? Kenapa kamu tidak mati kelaparan saja sekalian?!" geram Leo.

Hanabi menyunggingkan senyumnya. Meskipun itu sebuah candaan, tapi entah kenapa menusuk sekali ke dalam dada.

"Jika aku mati, aku tidak akan menikmati kemewahan darimu lagi, dong?"

Ah, jadi seperti itu caranya meyakinkan Leo kalau dia sungguh wanita yang menyukai uang? (Batin Dokter Ling)

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS