"Leo, aku menyerah! Aku menyerah! Hikss...."
Leo langsung menoleh ke arahnya dengan mata membulat.
"Padahal aku sedang marah! Aku sedang sedih! Aku sedang cemburu! Tapi, kenapa ketika kamu memperlakukan aku seperti ini, sekarang tubuhku tidak bisa menolak? Malah menerima dengan sukarela. Hatiku pun begitu. Aku benci padamu, Leo! Aku benci! Lebih benci lagi pada diriku sendiri!" sambung Hanabi sambil mengusap air mata campur ingusnya.
"Seharusnya aku tidak boleh menyukaimu sesuai dengan kesepakatan yang tertera di surat perjanjian pernikahan kita. Tapi, aku malah melanggar poin penting itu. Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak boleh begini! Aku tidak boleh menyukaimu, tapi kenapa sangat sulit?"
"Sebenarnya aku tidak pernah bermimpi bisa bersama dengan orang sepertimu. Kamu di luar jangkauanku, hikss ... maafkan aku. Maafkan aku yang tidak bisa memegang janjiku. Katakan saja, berapa yang harus aku ganti karena sudah melanggar janji?"