Hanabi berjalan melamun saat pintu lift terbuka, hingga tak sadar sudah menabrak seorang wanita yang akan masuk.
"Maaf, maaf," kata Hanabi dengan linglung.
"Hana?"
Hanabi langsung tersadar. Dia menoleh ke sumber suara. Seketika matanya membulat.
"Esme?"
"Kamu ... sedang apa di sini?" tanya Esmeralda, penasaran.
Belum juga sempat menjawabnya, Esmeralda kembali bertanya karena raut wajah Hanabi sangat kusut. "Kamu menangis?" katanya, cemas.
Melihat Hanabi yang sedih, jiwaya juga ikut bergetar. Seakan tidak rela melihat Hanabi bersedih.
"Siapa yang membuatmu sedih?" kata Esme sambil mengusap lembut pundak Hanabi.
Hanabi hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk sendu.
Sentuhan Esmeralda terasa nyata. Seakan sentuhan ibunya yang selalu menguatkannya dan membuatnya nyaman.
Saat sedang begitu, Hanzo memanggil Esmeralda dari pintu masuk perusahaan.
"Kak Esme?!" teriaknya sambil berjalan cepat. Hanzo sudah berhasil mengulur waktu.