Hanzo yang melihat dari ekor matanya sedikit kesal. Semenjijikan apa sampai Hanabi tidak mau duduk bersebelahan dengannya?
"Malah ngelamun! Ayo, cepet." suara nyaring Lilya membuyarkan lamunannya. Hanzo segera menginjak pedal gas. Mobil pun pergi dari situ.
"Jangan lupa cancle taksi onlinenya," bisik Hanabi pada Lilya.
"Oh iya, aku lupa."
Di perjalanan, Hanzo memberikan Kadita sebotol minuman. Tak segan, dia pun mencurahkan perhatian lebih pada Kadita.
"Gimana tadi ujiannya? Lancar?"
Kadita mengangguk malu. "Lumayan."
"Setiap malam aku video call, pasti kamu sedang belajar. Usaha kamu, pasti berbuah manis. Aku yakin, nilai ujian kamu gak bakal ngecewain." Hanzo mengelus kepala Kadita, dan Hanabi melihat itu.
Dia menoleh ke arah lain.
"Kamu mau lanjut kuliah, Dit?" tanya Hanzo.
"Kayaknya, iya. Tapi, pengennya langsung kerja aja. Udah males mikir."
"Aku dukung apa pun keputusan kamu." Hanzo tersenyum ramah ke arah Kadita, dan sialnya ekor mata Hanabi melihat itu.