Kini, Leo mengepal erat tangannya. "Lupakan."
Lagi-lagi John melihat aura Leo menghitam seperti kabut. Sebenarnya apa yang menjadikan tuannya terlihat begitu sangat marah seperti ini? Bikin merinding saja berada di dekatnya.
Saat sedang begitu, Hanzo datang. Dia langsung menghampiri Leo yang sudah menunggunya dari sore.
"Yo, Paman, maaf sudah menunggu lama. Ada apa ke restoranku malam-malam? Jangan-jangan paman merindukanku, ya?"
"Kamu membuang-buang waktu berhargaku. Apa yang kamu lakukan di luar selama berjam-jam?" tanyanya sambil duduk dengan elegan.
"Wanita yang aku sukai sedang tertimpa masalah. Aku sedang mencari tahu kebenarannya."
Leo menyandarkan punggungnya. Dia duduk dengan nyaman, lalu berkata, "Sebelum mencari tahu masalah orang lain, pikirkan dulu, apakah nantinya kamu akan menjadi pembantu atau pengganggu."
Perkataan Leo memang selalu menusuk dadanya. Namun, Hanzo sudah terbiasa. Jadi, dia tidak akan tersinggung lagi.