"Alah, udah gak usah bohong! Masa, minta maaf sampe sesedih itu? Apa maafnya kamu tolak?"
"Gak tau-lah, tapi yang jelas aku udah maafin dia. Udah ah, jangan bahas itu lagi. Susah-susah aku ngelupain sampe gak bisa tidur."
Lilya tertawa renyah. Senang sepertinya melihat Hanabi susah tidur gara-gara tidak bisa move on.
"Em, Hana?" panggil Kadita, ragu. "Apa kamu masih suka sama Hanzo?"
"Hah?"
Hanabi menatap lekat kedua bola mata Kadita dalam diam. Di dalamnya terlihat sedikit mengharapkan. Entah jawaban apa yang Kadita harapkan darinya. Hanabi sulit membaca pikirannya.
"Kalau Hanzo minta balikan sama kamu, apa kamu bakal nerima dia lagi?" sambungnya.
"Emm ...."
Saat Hanabi akan menjawab, tiba-tiba seorang murid berteriak, mengatakan bahwa hasil tes urine sebagian siswi sudah keluar.
Mereka terkejut dengan hasilnya. Keterkejutan itulah yang membuat rasa penasaran Hanabi, Lilya dan Kadita mencuat.