Chereads / Sang Putri Naga dari Gunung Sindoro / Chapter 18 - Sekilas Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapura

Chapter 18 - Sekilas Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapura

Awal mula Angling darma dan Nyai Dewi Arum mendirikan kerajaan Majapura terinspirasi dari sebuah desa kecil yang tertindas. Desa kecil tersebut sebenarnya di bidang pangan sangatlah makmur. Para penduduknya sesukses dalam membangun ekonomi pertanian dan peternakan. Di desa ini, walaupun wilayahnya kecil, namun karena kemakmuran ya membuat beberapa desa iri. sehingga banyak perampok dan begal sering menjarah hasil bumi mereka.

Dalam keadaan desa yang tidak aman, membuat masyarakatnya menjadi sangat waspada. Karena sering di satroni perampok maka tidak sedikit pula masyarakat yang mempunyai kekayaan menyewa seorang pendekar untuk menjaga rumahnya.

Hal ini berlangsung sangat lama. Sehingga terbentuklah tatanan masyarakat yang mana mereka yang kaya bisa bertahan hidup dengan menyewa keamanan dari pendekar. sedangkan yang pas Pasan hanya bisa menjadi pembantu bagi si kaya.

Sehingga desa tersebut berubah. Dulu yang desanya makmur berubah menjadi kacau. mereka yang kaya dan yang kuat akan berkuasa dan bertindak semena mena. Hal ini juga memunculkan banyak sekali maling dan perampok di desa tersebut.

Suatu ketika Angling darma serta istrinya Nyai Dewi Arum melewati desa kecil tersebut. ketika mereka melewati sebuah pasar di desa tersebut mereka melihat seorang pedagang kecil yang di aniaya oleh sekelompok pendekar. Ditendangnya pedagang tersebut. Di obral Abrik dagangannya. Semua pedagang dan pengunjung pasar tidak ada yang berani menolongnya. Bahkan mereka cenderung acuh dan tidak peduli. Sekawanan orang yang melakukan kekerasan tersebut berteriak menagih hutang kepada pedagang kecil itu.

Diseretnya pedagang di tengah lapang. istri dan anak gadisnya keluar menolong sambil meminta ampun. Di tendangannya wajah pedagang kecil tersebut sampai copot giginya. Sang istri menangis sambil memeluk pedagang tersebut. Sedang sang anak menangis sambil meminta ampun.

Apa yang terjadi, sekelompok pendekar tersebut akhirnya mengampuni pedagang tersebut. Mereka memberi ampun karena tertarik dengan anak gadis pedagang tersebut.

Di tariknya tangan si gadis, di paksa nya anak gadis pedagang tersebut untuk ikut pendekat tersebut. Kelompok pendekar itu menjadikan anak gadis pedagang kecil tersebut sebagai jaminan hutangnya.

Angling darma yang memiliki jiwa pendekar dan Nyai Dewi Arum yang memiliki jiwa kasih melihat keadaan desa tersebut menjadi sedih. Sontak Angling darma menolongnya. Dan terjadilah perkelahian antara Angling darma dengan sekelompok pendekar.

Ditendangnya salah satu pendekar itu. Pendekar jatuh tersungkur ke tanah. Kelompok pendekar lainya kaget. Langsung bertanya "Siapa kamu ikut campur urusan kami?"

"Maaf kisanak, bukanya saya mau ikut campur. Tapi kalian tidak bijak dan tidak sopan sama perempuan. itu membuat ku marah melihatnya." Sahut Angling darma.

"Beraninya kamu.. kamu belum tahu siapa kami ya?" sahut salah satu pendekar.

"Maaf tuan-tuan, saya tahu kalian. Tuan-tuan ini adalah penagih hutang." Jawab Angling darma.

"Tuan, kalian kan kesatria. alangkah baiknya agak sopan dalam menagih hutang. semua kan bisa dibicarakan." Sambung Nyai Dewi Arum.

"Aah.. diam kamu perempuan. jangan ikut campur!" kata pimpinan pendekar tersebut.

"Hai kawan, kita hajar saja orang asing ini. biar dia tahu siapa kita!" Sambung salah satu teman para pendekar bayaran tersebut.

"Kalian benar, kita keroyok saja orang asing ini!" Ujar pimpinan kelompok pendekar tersebut.

"Tunggu sebentar tuan-tuan, sabar dulu! Kalau boleh saya tahu. Sebenarnya berapa hutang Bapak ini?" Tanya Nyai Dewi Arum.

"Huh.. dasar wanita. memangnya kalian mau membayar nya? Kalian ini saudara pedagang busuk ini yah?" kata pimpinan pendekar tersebut.

"Maaf, saya punya 20 keping emas, apakah ini cukup untuk mengganti hutang mereka tuan-tuan.?" sahut Angling darma sambil memberikan kantung berisi 20 genggam emas.

"huh.. sombong." gumam salah satu pendekar sambil menyahut kantong emas tersebut dari tangan Angling darma.

Emas tersebut digigit oleh salah satu pendekar. Ia mengecek keaslian emas yang di dapat dari tangan Angling darma. Dan ternyata emas itu memang asli.

"Kang, emas ini asli kang. Cukup untuk membayar hutang pedagang ini." Kata salah seorang dari mereka.

"Baik, emas dari kisanak saya terima. tapi, bunga dari hutang pedagang ini belum di bayar. Jadi anak gadis ini tetap saya bawa." Kata pimpinan pendekar tersebut.

Nyai Dewi Arum tidak terima. Di sahut nya gadis dari genggaman pendekar bayaran tersebut. Dan di tendangnya salah satu pendekar bayaran. Ia pun tersungkur. pemimpin pendekar bayaran tersebut tidak terima. Ia pun memerintahkan seluruh temanya mengeroyok Nyai Dewi Arum.

Angling darma langsung maju menghadang. Perkelahian pun tidak bisa dihindarkan.

Namun yang terjadi perkelahian tersebut tidak seimbang. Karena sekelompok orang tersebut hanyalah pendekar sewaan biasa. Mereka hanyalah pendekar yang masih menjadi murid dari salah seorang tokoh pendekar bayaran di desa tersebut.

Akhirnya para pendekar bayaran kalah dan melarikan diri. Sembari melarikan diri mereka mengancam akan datang kembali menuntut balas atas penghinaan dari Angling darma.

Selesainya pertarungan, Angling darma dan Nyai Dewi Arum menolong keluarga pedagang tersebut.

Pedagang kecil itu berterima kasih kepada Angling darma dan Nyai Dewi Arum. Mereka pun diantar sampai ke rumah nya. Sesampainya di rumah pedagang bercerita tentang keadaan desanya.

Mereka pun mengobrol di rumah pedagang tersebut. Mereka juga saling memperkenalkan diri. Pedagang tersebut pun menceritakan siapa ia sebenarnya. Dulu pedagang tersebut adalah seorang tokoh di desa ini. Namun karena kemakmuran desanya di bidang pangan. mengundang banyak perampok dari desa lain yang iri. Dan semakin lama desa dan masyarakat nya berubah menjadi tidak bermoral. Dimana mereka yang kuat akan berkuasa. Yang kaya akan semena-mena.

Selesainya bercerita pedagang tersebut, Angling darma serta istrinya Nyai Dewi Arum hendak berpamitan untuk pergi melanjutkan pengembaraannya. Namun keluarga pedagang tersebut menghalanginya. pedagang itu takut kalau pendekar bayaran tersebut kembali lagi dan menuntut balas.

Jika Angling darma tidak ada. maka keluarganya akan di aniaya habis-habisan.

"Maaf tuan pendekar, Apakah kalian akan pergi dari desa ini?" tanya pedagang kecil tersebut.

"Maaf paman, kami ini hanya kebetulan lewat saja. jadi, kami tidak bisa lama tinggal di desa ini." Jawab Angling darma.

"Maaf tuan pendekar, Saya memang seorang pedagang kecil. Tapi dulu saya seorang lurah di sini. Jadi saya minta tolong pada pendekar Angling darma." Kata pedagang yang meminta tolong.

"Memangnya tidak ada yang berani dengan para pendekar bayaran tersebut paman?" Sahut Nyai Dewi Arum.

"Pangapunten Nyai, semenjak suami saya tidak lagi dianggap sebagai lurah di desa ini. Masyarakat kami semakin amburadul. Apalagi adanya para pendekar bayaran tersebut." Sahut istri pedagang sambil menyuguhkan minuman.

"Memangnya apa yang bisa kami perbuat paman?". Tanya Angling darma.

"Tolonglah kami. Jadilah lurah di desa ini dan aturlah tatanan di desa ini agar menjadi lebih baik seperti dulu!" kata paman pedagang.

"Iya tuan pendekar, tolong kami. kalau kalian pergi keluarga kami akan di siksa dan dijadikan budak oleh pendekar bayaran tadi!" Tambah istri paman pedagang.

"Apa kami bisa paman?" Tanya Angling darma dengan bimbang.

"Pasti bisa, nanti saya bantu mengumpulkan masyarakat yang masih mendukung saya untuk membantu tuan pendekar." kata paman pedagang.

Akhirnya mereka pun menerima tawaran paman pedagang tersebut. ia pun tinggal di rumahnya semalam.

Pada malam hari nya Angling darma serta istrinya Nyai Dewi Arum bersemedi. Mereka bertapa untuk mencari petunjuk kepada Tuhan atas tawar paman pedagang tadi.

dan apakah mereka menerimanya atau tidak.?