Chapter 2 - Identitas

Apa yang membedakan antara kultivator dari organisasi besar dan kultivator tunggal dari kalangan rakyat jelata? Benar, sumber daya! Dalam dunia kultivasi, kemajuan seseorang tidak akan bisa lepas dari peran sumber daya yang mendukungnya. Oleh sebab itu, sangat jarang kultivator kuat lahir dari rakyat jelata. Terakhir terlihat, itu adalah generasi pertama dari Klan Serigala Perak yang telah menciptakan Kerajaan Serigala Surgawi yang berdiri hingga sekarang.

Namun, itu adalah masa lalu. Generasi demi generasi Klan Serigala Perak terlihat telah mengecewakan leluhur mereka dengan kehilangan berbagai posisi dalam pemerintahan. Bahkan sebagai Raja, Ayah Tian Lang tidak bisa membantu putranya dengan begitu banyak.

Merasakan energi kacau di sekitarnya, pemuda itu dengan sigap mengoperasikan teknik kultivasinya. Itu adalah Teknik Mata Langit, salah satu teknik tersulit di antara puluhan teknik yang ada di klan. Riwayat cemerlang dari kultivasi tersebut muncul dikala Leluhur generasi ketiga berdiri di puncak, memimpin ekspedisi yang membuat wilayah kerajaan dua kali lipat lebih luas.

Meski generasi pertama dikenal sebagai pendiri kerajaan, leluhur generasi ketiga adalah orang yang membawa keemasan bagi bangsa itu.

Aura putih kembali muncul di tubuh Tian Lang, kemudian aliran energi yang kacau perlahan ditarik ke arah tubuhnya. Seketika, tubuh Tian Lang bergetar dan keringat mulai mengalir tanda reaksi dari masuknya kekuatan eksternal. Namun, sesuatu yang aneh tiba-tiba muncul jauh di dalam alam kesadaran Tian Lang.

"Metode Kehancuran Surga tidak memiliki batasan. Itu lahir dari surga, tetapi ditakdirkan untuk menghancurkan surga!"

Sebuah suara yang menggelegar tiba-tiba terdengar dan kabut ungu mulai muncul entah dari mana. Dalam kabut ungu tersebut, sepasang mata besar tiba-tiba muncul dan menatap jiwa Tian Lang yang berdiri tegak. "Reinkarnasi akan terus berjalan, tidak peduli bagaimana seseorang menghindarinya. Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku. Kita adalah Raja para Dewa!"

Tubuh Tian Lang semakin bergetar hebat, bahkan energi kacau di sekelilingnya terhempas tak terkendali. Aura putih perlahan terdistorsi, berubah menjadi warna keunguan yang persis sama dengan kabut putih bermata besar sebelumnya.

Di alam kesadarannya, Tian Lang menatap mata besar itu sembari bertanya-tanya dalam hatinya. "Raja para dewa? Apa yang dia bicarakan?"

Seolah mendengar pertanyaan hati Tian Lang, dua berkas cahaya tiba-tiba keluar dari mata raksasa. Itu menghantam langsung ke kedua mata Tian Lang dengan sangat cepat hingga membuatnya menutup mata dengan reflek. Namun ketika dia membukanya kembali, pupilnya telah berubah.

Dia tidak lagi memiliki pupil hitam senada rambutnya, tetapi merah darah menyerupai mata naga. Setelah itu, mata besar di hadapannya memudar dan kabut itu perlahan memanjang dan melingkari tubuh Tian Lang. Sesaat kemudian, kabut itu benar-benar berubah menjadi seekor naga besar dengan sepasang cakar seukuran lengan Tian Lang.

Sisiknya berwarna ungu cerah kemerahan, sementara matanya persis sama dengan mata Tian Lang setelah transformasi dan sepasang sayap besar muncul di punggung tubuh menyerupai ular itu.

"Yin Mei ...." Gumaman pelan terdengar, kemudian air mata dengan cepat mengalir melewati pipinya. Saat ini, banyak fragmen ingatan terputar di pikirannya—terutama adegan kebersamaan antara pemuda dan gadis yang dulu dilihat dalam terobosannya ke Alam Konstelasi.

Benar, aku adalah Raja Dewa!

Di dunia luar, tubuh yang awalnya gemetar tiba-tiba menjadi sangat tenang. Aura ungu yang keluar menjadi semakin stabil dan bahkan menyerap energi kacau dengan sangat cepat. Hampir lima kali lebih cepat dari aura putih sebelumnya. Bahkan seolah tidak memiliki cukup nutrisi, aura itu juga menyebar membentuk kabut dan melayang ke arah pintu gua.

Itu menyerupai tangan-tangan yang melayang, menggapai energi alam dengan rakus dan menelannya. Sementara itu, tubuh stabil Tian Lang terus menerus berubah di bawah aliran energi yang seolah tidak ada habisnya. Rambut hitam pemuda itu juga mulai terdistorsi, memunculkan helaian-helaian berwarna ungu dan merah yang membuat kepalanya berhiaskan rambut tiga warna.

Ketika dia membuka mata merah darahnya, semua aura menyerupai kabut tiba-tiba menyebar seolah menandakan kembalinya sosok legenda. "Lang Xiao, tunggu aku!"

*****

Jauh dari lebatnya hutan di Pegunungan Naga Surgawi, sebuah negara yang sangat megah berdiri tegak. Di seluruh bangunan, hiasan berupa kepala serigala dengan berbagai ukuran dapat dilihat bahkan tanpa perlu mencarinya dengan teliti. Negara itu hanya memiliki empat kota besar, tetapi perekonomian mereka seolah tiada bandingnya.

Itulah Kerajaan Serigala Surgawi.

Di sekeliling kota, tembok raksasa berdiri dengan kokoh dan membentuk lingkaran dengan sempurna. Di tengah-tengahnya, sebuah istana besar berdiri dengan simbol binatang aneh di depannya. Dikatakan aneh karena bagian depan binatang itu persis seperti serigala, tetapi memiliki hanya memiliki kaki depan dan bagian tubuh belakangnya persis seperti tubuh ikan. Selain itu, sepasang tanduk menyerupai tanduk rusa jantan muncul di kepala serigalanya.

Di salah satu kamar di istana, seseorang berdiri menatap jendela—lurus ke arah tempat Tian Lang berkultivasi. Di belakang pria itu adalah pemuda berjubah hitam yang sebelumnya mengantarkan pil pada Tian Lang. Hanya mereka berdua di kamar itu, tidak ada orang lain.

"Apakah kamu tahu tentang aura ungu yang Tian Lang miliki?" Pria itu bertanya, mengarahkan matanya yang memiliki pola spiral aneh ke arah pemuda berjubah hitam.

"Aura ungu? Saya tidak pernah melihatnya, Yang Mulia."

Pria itu kemudian mengalihkan pandangannya, kembali fokus pada Tian Lang yang kini berjalan keluar dari gua. Dahinya sedikit berkerut seolah menebak sesuatu, tetapi akhirnya menggelengkan kepalanya pelan beberapa kali sebelum pola pusaran di matanya menghilang dan kembali membentuk mata hitam senada dengan rambutnya.