Legenda mengatakan bahwa cinta bisa menjadi sesuatu yang bisa menjulang melampaui langit, membakar sepanas api neraka, atau mengutuk seseorang melebihi sihir. Hari ini, seorang pemuda yang tengah dalam tahap terobosan dalam kultivasi pada akhirnya menyadari bahwa dia adalah salah satu yang telah diperbudak oleh perasaan tersebut. Meski begitu, tidak ada sedikitpun kebencian dalam hatinya mengetahui hal itu.
Dalam ruang kosong jauh di alam kesadarannya, dia duduk bersila di atas kehampaan. Mata yang awalnya terpejam kini menatap sebuah layar yang terbentang di hadapannya lengkap dengan gambaran-gambaran buram nan terputus-putus ditayangkan.
Setelah ratusan gambar yang tersusun secara acak dan tak bisa dirangkai, sebuah gambaran yang jelas pada akhirnya terputar. Itu adalah sepasang remaja yang tengah duduk di tepi tebing yang tidak terlalu tinggi. Di sekelilingnya, rerumputan dan bunga memenuhi pemandangan.
Tian Lang menatap sosok di dalam layar, bertanya-tanya. "Pemuda itu, apakah itu aku di masa lalu? Atau di masa depan?"
Sejak kecil, Tian Lang telah diberitahu bahwa ada kemungkinan dia akan melihat sesuatu yang aneh ketika hendak menerobos Alam Pembentukan menuju Alam Konstelasi. Itu berkaitan dengan Seni Mata Serigala Langit yang dia kultivasikan, sebuah seni yang dikatakan mampu mengintip takdir surga dan merubah masa depan. Dalam sejarahnya, orang yang menerapkan seni kultivasi tersebut akan melihat masa lalu, masa depan, dan bahkan kehidupan masa lampau ya secara acak.
Karena pemuda yang ada dalam layar berusia kurang lebih delapan belas tahun, Tian Lang agak sulit memastikannya. Yang jelas, dia tahu bahwa itu adalah dia ketika membandingkan wajah pemuda itu dengan miliknya sekarang. Namun, siapa gadis yang duduk di pangkuannya? Kepala gadis itu bersandar di pundak sang pemuda, sementara sebuah tangan melingkari pinggangnya ramping. Senyum menawan mekar secara perlahan, bersaing dengan indahnya bunga yang mekar di sekeliling mereka.
Gadis itu, siapa dia? Dalam hati Tian Lang, rasa penasaran tiba-tiba mencuat di luar kendalinya.
Namun, pemandangan indah tersebut terputus dan terganti oleh sesuatu yang kabur selama beberapa saat. Baru kemudian, gambar lain ditampilkan.
Kali ini, tokoh dalam gambar tersebut bukanlah sosok pemuda sebelumnya. Itu adalah wajah dewasa yang tenang, menatap sebuah peti mati kayu dengan kaca di bagian atas. Di sana, sesosok perempuan terbaring dengan damai berselimut gaun hijau muda menyerupai burung merak. Pria itu menatap kosong ke arah peti, sebelum akhirnya gambar itu menjadi kabur lagi. Bahkan, layar di hadapan Tian Lang tiba-tiba retak dan akhirnya menguap bersama kehampaan.
Itu tadi, apakah itu masa lalu atau masa depan?
***
Pegunungan raksasa membentang dari barat ke timur sejauh mata memandang, menciptakan kesan tembok raksasa yang menjadi batas dunia. Pepohonan raksasa menutupi daratan, sementara sungai-sungai besar mengalir tepat di bawah rimbunnya dedaunan yang menghalangi sebagian besar cahaya.
Pegunungan tersebut dikenal sebagai Pegunungan Naga Surgawi dan ada mitos kuno yang mengatakan bahwasanya itu adalah tubuh naga yang tertidur—namun ada juga yang mengatakan bahwa itu adalah tubuh kuno dari seekor naga raksasa yang telah mati jutaan tahun silam. Namun, tidak ada penelitian yang menyebutkan adanya sisa-sisa naga kuno sejauh ini dan akhirnya membuat mitos tersebut tidak terbuktikan sampai sekarang.
Namun, apakah akan ada asap tanpa ada api yang memicunya?
Dalam keheningan hutan yang suram, suara sungai menjadi satu-satunya yang terdengar oleh pemuda yang bersila di tengah gua. Tubuhnya terbalut jubah mewah berwarna putih keperakan dan seolah bersinar ketika tubuhnya memancarkan aura putih menyerupai asap. Jika seseorang bisa melihatnya, maka akan ada aliran-aliran energi menyerupai aliran sungai yang mengarah ke tubuh sang pemuda. Energi tersebut berasal dari alam dan karena itulah disebut sebagai energi alam.
Ketika aura asap putih mulai meredup, bulu mata hitam sang pemuda perlahan bergerak. Kedua matanya terbuka dan memancarkan cahaya keperakan selama dua detik sebelum akhirnya kembali normal. Dia berdiri, menatap dan merasakan perubahan pada dirinya sendiri.
Aku berhasil!
Dia bisa dengan jelas merasakan perbedaan tubuhnya, terutama energi alam di tubuhnya yang semakin padat dari sebelumnya. Itu adalah tanda bahwa dia telah melewati Alam Pembentukan Qi, dengan kata lain sekarang dia telah mencapai tahap pertama Alam Konstelasi. Meski begitu, ada hal-hal yang mengganggu di benaknya.
Gambar-gambar tadi, apa sebenarnya itu? Apakah kehidupan masa lampau, atau apa?
"Tian Lang, apakah kau berhasil?" Ketika pemuda itu—Tian Lang—merenung, sesosok pemuda lain datang dari mulut gua. Pakaiannya jauh lebih sederhana daripada Tian Lang, hanya kain hitam dan sebuah pedang di pinggangnya.
"Un, aku berhasil. Ngomong-ngomong, apakah kompetisi final sudah diadakan?"
"Belum. Berdasarkan apa yang kudengar, Lang Xiao saat ini juga tengah melakukan pelatihan tertutup. Ada yang bilang, orang itu akan menerobos ke tahap enam Alam Konstelasi."
"Tahap keenam ...." Napas berat dihembuskan oleh Tian Lang.
Saat ini, dia baru saja mencapai Alam Konstelasi tingkat pertama sementara lawannya bahkan sudah bersiap menembus tingkat keenam. Kesenjangan jarak ini ....
Melihat wajah rumit Tian Lang, pemuda berjubah itu kemudian mengeluarkan sebuah pil berwarna emas dan menyerahkannya. "Terakhir kali saya pergi ke istana, Yang Mulia memberi saya pil ini untuk diserahkan kepada anda. Saya tidak diberitahu apa benda ini, tetapi beliau mengatakan bahwa anda pasti mengenalnya."
Dengan dahi berkerut, Tian Lang menerima pil itu dan menatapnya dengan teliti. Dari pil itu, dia merasakan semacam energi alam yang sangat padat tetapi sangat kacau. "Pil semacam ini ...."
Tian Lang kemudian menyimpan pil tersebut dan menatap ke arah lawan bicaranya.
"Berapa hari lagi sebelum final dimulai?"
"Empat hari."
"Baiklah, aku akan melanjutkan kultivasiku. Jika aku tidak bangun ketika waktunya tiba, maka katakanlah bahwa aku telah menyerah bersaing menjadi juara."
Menatap ke arah Tian Lang, dia bisa seolah bisa merasakan ketidakberdayaan rekannya. Pemuda itu kemudian mengangguk dan mengundurkan diri. "Jangan memaksakan diri, bagaimanapun jalan kita masih panjang!"
Setelah itu, dia menghilang.
Setelah kepergian rekannya, Tian Lang mengeluarkan pil itu dan menatapnya dengan dalam. "Pil ini mungkin adalah Pil Naga Badai yang dibicarakan ayah saat itu. Pil ini dikenal karena mampu mengangkat basis budidaya seseorang sejauh dua tingkat jika berhasil disempurnakan. Namun apabila gagal ...."
Dia menghela napas, kemudian kembali duduk bersila dan memejamkan matanya. Pil itu melayang di hadapannya dan pecah, menyebarkan energi alam yang sangat kacau ke seluruh penjuru gua.