Laguna dan Nivi memandang rombongan kaum Mer yang datang dengan perasaan yang berbeda. Nivi dengan riang gembira, sementara Laguna dengan perasaan tidak keruan. Ia baru menyadari kesendiriannya, saat ini ia tengah menghadapi sekumpulan orang asing yang diragukan kemanusiaannya. Hatinya bertambah kalut dan takut ketika melihat Juno didampingi dengan kaum Mer yang terlihat membawa senjata berbentuk tombak yang runcing.
Ketika Juno melihat Laguna bersama datang, ia langsung melesat ke arah Laguna diikuti dengan seorang pria berbadan besar dan tegap yang Laguna harap adalah Ayah Juno dan Nivi, " Kau berhasil mendapatkan Nivi, kau menepati Janjimu!" seru Juno sambil memeluk adiknya.
" Ayah, Kak Juno, Laguna dan kakeknya menyelamatkan aku dari para manusia manusia jahat, lalu ia menemani aku sampai fajar datang supaya aku tidak sendirian. Kak Laguna sangat baik." Seru Nivi dengan gembira, dan benar dugaan Laguna bahwa pria besar didepannya adalah ayah mereka.
" Ayah, ini Laguna, manusia yang ku ceritakan pada ayah, yang telah menolongku kabur semalam. " kata Juni memperkenalkan Laguna pada Ayahnya. Laguna mengangguk walaupun tidak berkata apa apa, ia masih terkesima dengan pasukan yang datang bersama Juno.
" Hmm, terimakasih sudah menolong putra putriku, Namaku Raka, ayah Juno dan Nivi. Pengalamanku dengan manusia selalu tidak baik, jadi maaf bila aku tidak langsung mempercayaimu Laguna." kata Raka dengan pandangan menyelidik. Perkataan Raka langsung diiringi protes anak anaknya yang menyatakan Laguna adalah manusia yang baik, " Anak anak diamlah, Ayah tidak akan menyakiti Laguna, tetapi ayah akan berbicara dengan Laguna. Kalian kembalilah ke rumah bersama ajudanku." Raka memberikan sinyal pada dua orang ajudannya yang segera menggiring anak anaknya pergi, walaupun dengan protes. "Semoga kita bisa bertemu lagi Laguna." kata Nivi dan Juno sambil melambai pada Laguna, dan merekapun hilang dari pandangan. Laguna masih takjub dengan kemampuan renangnya yang super cepat itu.
" Baik, ceritakan siapa dirimu, asalmu dan bagaimana kau bisa sampai menolong anak anakku, seharusnya manusia tidak bisa mendengar kami, kecuali kami memilih untuk berbicara dengan mereka. Dan sepertinya kau bisa membalas percakapan kami dengan cara telepati. Maafkan kami yang curiga kepadamu, saat ini kami pun masih mencari keberadaan istriku yang menghilang." Kata Raka.
" Namaku Laguna, aku yatim piatu dan tinggal dengan Kakek Nenek angkat yang sudah kuanggap seperti Kakek Nenek kandungku. Aku tidak tahu kenapa aku bisa mendengar kaum kalian, seumur hidup aku belum pernah mendengar kaum Mer sampai beberapa hari lalu ketika aku mendengar Juno memangil manggil ibunya." kata Laguna lalu melanjutkan ceritanya, " Di dunia manusia aku adalah seorang gadis bisu, dari lahir aku tidak bisa bicara karena aku tidak mempunyai pita suara, tetapi aku masih bisa mendengar dan pendengaran ku sangat tajam, karena itu ketika aku mendengar suara Juno dan tidak ada seorangpun disekitarmu yang mendengarnya, kupikir aku yang salah dengar atau aku sedang berhalusinasi. Ketiga kalinya kudengar percakapan antara Juno dan Nivi aku memberitahukannya pada orang yang salah. Merekalah yang akhirnya menangkap Nivi semalam. Untungnya aku beserta kakek dan nenekku curiga pada tingkah anehnya dan membuntuti mereka. Awalnya kupikir mereka menculik anak manusia, dan kami sangat terkejut mengetahui yang diculik adalah seorang anak duyung. Kami baru pertama kali bertemu dengan kaum kalian."
Raka mengerutkan kening, " sepertinya kau mempunya darah kaum Mer yang mengalir dalam tubuhmu, saat ini kau berbicara pada kami semua tanpa mengarahkan pikiranmu pada salah satu dari kami, melainkan pada kami semua sekaligus. Bahkan manusia yang memiliki kemampuan telepati pun tidak bisa melakukan hal itu. Pertanyaanku selanjutnya adalah, bagaimana para penculik itu mengetahui kaum kami? Hanya dengan mendengar pertanyanmu saja, si penculik sudah mengetahui bahwa ada kaum kami sedang berada di dekatmu, pasti ia pernah berhubungan dengan kaum kami sebelumnya!" tebak Raka.
" Mengenai itu, .. ehmm.. bolehkah saya hanya berbicara dengan Anda saja melalui telepati? saya agak kurang nyaman memberitahukan ini kepada semua orang saat ini. " kata Laguna ragu ragu.
" Baiklah, tapi saya mempunyai hak penuh untuk memberitahukan mereka semua bila saya menimbang perkataanmu perlu mereka ketahui." kata Raka. " Setuju " kata Laguna pendek, lalu ia mengarahkan pikirannya hanya pada Raka, " Aku tidak sengaja bertemu dengan istrimu Safira di tempat Nivi disekap semalam" Kata Laguna, lalu ia cepat cepat melanjutkan melihat tatapan terkejut Raka. "yang menyekap Safira adalah mantan suaminya di dunia manusia, yaitu Satriyo, ehm.. aku tidak tahu apakah kau mengetahui hubungan mereka sebelum ini atau tidak, tapi dahulu mereka adalah sepasang sejoli yang saling mencintai"
"hmm, aku tahu dulu Safira tergila gila dengan seorang manusia, bahkan rela menjadi manusia dan menikah dengannya, hanya saja ketika Safira hamil ia harus kembali ke dunia kami, karena anak yang dikandungnya tidak akan selamat di dunia manusia, karena secara genetik sang anak akan mengikuti gen ibunya. Jika Ibunya adalah seorang kamu Mer, maka anaknya pasti akan menjadi kaum Mer, terlepas dari apapun spesies ayahnya. Aku dan Safira menikah tak lama setelah Juno lahir untuk memperkuat posisi kekuasaan politik di dunia kami, dan sampai saat ini kami bekerjasama dengan baik. Aku tidak mengerti bagaimana Satriyo bisa menculik Safira, kecuali apabila mereka pernah bertemu?" kata Raka sambil berpikir. " Safira masih mencintai dan merindukan Satriyo, dan diam diam beberapa Minggu terakhir ini memberanikan diri mengintip Satriyo dari kejauhan, sayangnya kamera cctv penangkaran penyu menangkap sosoknya dan akhirnya Satriyo dan rekan rekannya membuat jebakan untuk menangkap Safira. Dari situlah Satriyo mengetahui keberadaan kaum Mer. " kata Laguna. Lalu Laguna menceritakan secara rinci bagaimana Safira membantu mereka untuk bisa membawa lari Nivi dari penangkaran melalui lautan. " Safira sendiri yang memintaku untuk menemani Nivi tanpa memberitahu keberadaannya yang sangat dekat, ia takut Nivi akan berontak dan berusaha menolongnya, Ia memintaku untuk membawa Nivi menemui Juno dan dirimu. katanya Kau pasti tahu apa yang harus dilakukan." kata Laguna. Raka mengangguk angguk sambil berpikir.
Tiba tiba seorang ajudan memberitahu Raka bahwa ada sepasang manusia yang sudah tua datang mendekat dengan sebuah perahu. "Itu pasti kakek dan nenekku, tolong jangan sakiti mereka." pinta Laguna.
" Baiklah, aku dan Laguna akan menemui Kakek dan nenek Laguna, kalian berjaga di dalam perairan sini." kata Raka pada pasukannya, dan pasukannya langsung menghilang kedalam laut, hanya tinggal Raka dan Laguna yang berenang menghampiri perahu Tarno dan Sumi.
" Kakek, Nenek!" seru Laguna melalui telepati. " Laguna! kau yang memanggil kami nak?" seru Sumi gembira, ia baru pertama kali mendengar suara Laguna. Laguna naik keatas perahu, sementara Raka tetap di laut dan hanya menampakan dirinya dari perut keatas, dari kejauhan ia hanya tampak seperti orang yang sedang berdiri di tengah laut dangkal. Sumi langsung memberikan handuk pada Laguna, " bagaimana keadaanmu, apakah kamu kedinginan? " tanya Sumi. " Tidak nenek, aku baik baik saja, jangan khawatir." kata Laguna sambil tersenyum, lalu menoleh pada Raka," Kakek Nenek, ini adalah Raka, ayah dari Juno dan Nivi juga suami dari Safira."
Laguna tahu bahwa Kakeknya pasti sudah memberitahu tentang Safira pada Sumi semalam, sehingga Sumi sudah tidak kaget lagi. Tarno dan Sumi hanya menganggukkan kepala kepada Raka. Raka juga membalas anggukan mereka. " Kami minta maaf tidak bisa sekalian membawa Safira kabur semalam, kami hanya bisa membawa Nivi" ujar Tarno. " Terimakasih karena telah menolong Nivi, kami akan mencari cara untuk menolong Safira. Permasalahan sekarang adalah Satriyo, begitu mengetahui Nivi hilang, pasti ia curiga Laguna punya andil." kata Raka. Sumi dan Tarno berpandangan, sementara Laguna juga mengerutkan kening, ia sudah curiga Satriyo pasti akan mencarinya. " Lalu bagaimana menurutmu solusinya?" tanya Tarno. " Laguna harus ikut dengan kami, kalian berpura pura lah mencari Laguna kelaut. Perlakukan Laguna sebagai orang hilang. kalian juga harus bersandiwara agar Satriyo tidak curiga pada kalian. " kata Raka. " Tidak bisa, Laguna tidak bisa ikut dengan kalian, dia manusia, bagaimana iya ikut dengan kalian?!" seru Sumi panik. " Laguna bukan manusia biasa Nek, adandarah kaum Mer mengalir dalam tubuhnya, kami tidak tahu jenis yang mana,duyung pa bukan, tetapi aku akan memanggil Shaman kami untuk menjalankan ritual pada Laguna sehingga ia dapat mengeluarkan potensi kaum Mer dalam darah Laguna dan menjadikan Laguna kaum Mer. Ini dilakukan untuk keselamatan Laguna juga. Entah apa yang dilakukan Satriyo bila Laguna tetap tinggal bersama kalian. Sumi mulai terisak Isak. Tarno mencoba menenangkan Sumi, " Sum, pikirkan Laguna. Kita sudah tua, bisa apa kita melawan Satriyo dan anak buahnya? sebaiknya kita ikuti saja kemauan Raka." kata Tarno dengan berat hati. Sumi hanya bisa mengangguk pelan walaupun tetap terisak Isak. " Laguna tidak akan jauh jauh dari kakek dan Nenek, bagaimana kalau kita bertemu lagi besok pagi saat matahari terbit?"kata Laguna. "jangan besok Laguna, besok sampai Minggu depan pasti petugas SAR masih mencarimu, Minggu depan saja di tempat ini kita bertemu kembali." ujar Tarno. " Betul juga, kakek dan nenek, jaga diri kalian ya? Laguna pasti akan kembali." kata Laguna. " Lagunaaaa" kata Sumi sambil memeluk Laguna. " Jangan sedih Nek, Laguna sangat menyayangi Nenek dan Kakek" kata Laguna. " Sudahlah, kita pasti akan bertemu lagi, Ayo Sumi kita kembali ke desa, dengan kesedihan kita saat ini, pasti orang orang langsung percaya kalau Laguna hilang" kata Tarno.
Tak lama kemudian Laguna kembali berenang disamping perahu bersama Raka. Lalu merekapun berlalu dari pandangan Laguna.