Cia bergegas mencari Firman di bangsal rawat inap. Ia menuju ke gedung sayap kiri sementara Kaisar mengikutinya dari belakang, tertinggal karena harus mengurus administrasi terlebih dahulu untuk mengeluarkan Cia dari sangkar emasnya.
"Jangan cepat-cepat, Wife. Kamu sedang hamil." Kaisar berhasil menyusul, ia menggandeng tangan Cia agar tidak terburu nafsu mengikuti amarahnya yang bergejolak tanpa merasa lelah padahal ia sedang membawa perut besarnya.
"Iya, Hubby! Ini juga sudah pelan!"
"Pelan dari mana??"
"Kan melangkahnya satu-satu."
"Ya nggak bisa lah melangkah dua-dua! Namanya engklek, Wife!!" ketus Kisar. Ada-ada aja pikiran Cia.