Kembali ke Felicia dan juga Kaisar. Kaisar menghentikan laju motornya yang sangat lamban saat masuk ke pekarangan rumah. Felicia mencebikkan bibirnya kesal, masih saja melaju seperti kura-kura meski pun ia sudah berpegangan seerat mungkin di perut Kaisar.
"Kenapa sewot?" tanya Kaisar saat membantu istrinya turun.
"Siapa yang sewot?!" ketus Cia.
"Itu wajahnya kayak bungkus gorengan, ketekuk-tekuk. Kalau nggak sewot terus apa?" Kaisar menunjuk ke arah wajah sang istri yang lecek banget.
"Kebelet pipis tapi nggak sampai-sampai!! Buang aja ini motor sport kalau ga bisa ngebut." Cia menendang motor Kaisar dan pergi masuk ke dalam rumah.
Kaisar mendengus, bukan karena nggak bisa mengebut, tapi memang Kaisar sengaja berjalan sepelan mungkin.