Perlahan Paula mengangguk. Dia membuka mata, mendapati wajah tampan suaminya. Napasnya terengah-engah karena masih merasakan efek hasil pekerjaan lidah William yang semakin mahir.
Belum sempat Paula merasa malu, pria itu segera berdiri dan mencumbu dirinya, membuat wanita cantik itu merasakan bagaimana rasanya sendiri. Pria bermata hijau itu memisahkan diri dari ciuman, mendapati wajah wanita pujaannya yang bersemu merah.
"Kamu luar biasa!" bisik William. "Manis sekali!" Kata yang terakhir, Paula tidak terlalu sepakat.
"Bukankah tadi rasanya sedikit asin?" tanya Paula, mata safirnya menatap William dengan intense.
William dengan cepat menggeleng. Sudut bibirnya melengkung ke atas. "Sudah kubilang, kamu manis."
Paula tak membantah lagi. Dia baru sadar kalau ternyata badannya kini terasa seperti tak bertulang. Hampir saja dia jatuh kalau William tak menahannya.
