"Hai, Will, kebetulan sekali," Paula menelan ludah, menyembunyikan keterkejutannya. "Bagaimana kabarmu? Semuanya baik-baik saja?"
"Jangan 'hai' aku begitu santai seperti itu," jawab William tak percaya. Dia bertanya-tanya, bagaimana mungkin wanita itu tidak merasa bahwa dia melakukan kesalahan sama sekali.
Melihat wajah bahagia Paula, William merasa tidak enak badan. Dia tiba-tiba teringat adegan ketika Samuel menciumnya dan ketika dia memberi makan Samuel dengan tangannya. Jantungnya berdegup kencang seperti ada yang meremasnya.
Wajah William berubah lebih gelap. "Aku ingin membicarakan banyak hal denganmu—banyak sekali. Tapi lututmu berdarah. Mari kita tunda pembicaraannya dan lakukan perawatan dulu."