"Baiklah, Apa rencanamu sekarang, Keigo?"
Bertrand menanyakan rencana apa yang akan dilakukan Keigo untuk mengalahkan monster besar itu.
"Aku ingin kau pancing monster itu mendekati patung Bundo Marissa,"
"Lalu apa yang kau lakukan selanjutnya jika aku berhasil memancingnya?" tanya Bertrand.
Tanpa berpikir Keigo mengatakan rencanannya pada Bertrand.
"Aku akan menaiki patung besar itu dan meloncat kemudian mengincar kepala monster itu," ucap Keigo menjelaskan.
"Kau gila?! itu sama saja kau cari mati!"
"Lalu apa kau punya rencana lain?"
Bertrand terdiam, dia sudah tidak mempunyai cara lain lagi untuk mengalahkan monster besar tersebut. Semua cara yang dia rencanakan sudah dia lakukan tapi tak ada satupun yang berhasil. Monster ini terlalu kuat.
"Dengar, Bertrand. Percayalah padaku, aku akan mengalahkan monster jadi percayalah untuk ku sekali ini saja." ucap Keigo meyakinkan Bertrand.
"Baiklah, Aku ikuti rencanamu."
Keigo pun tersenyum.
Dengan cepat Bertrand berlari mendekati monster besar itu. Kemudian menarik perhatian si monster.
"Oi, monster sialan! lihat kesini kau! cepat kejar aku!" Teriak Bertrand namun sang monster hanya mengabaikan Bertrand. Dia kembali berjalan menyerang para penjaga dan pemburu lainnya.
"Tck, sial aku di hiraukan!" kesal Bertrand.
Keigo menggelengkan kepalanya dari kejauhan melihat kebodohan temannya.
"Kukira dia pergi begitu saja karena dia sudah mengerti, hah merepotkan, sia - sia aku meminta bantuan padanya," ucap Keigo pada diri sendirinya. Keigo berlari melewati rumah - rumah yang sudah hancur menjadi puing. Melihat keadaan kota nya yang dulu damai sekarang sudah hancur, banyak korban jiwa yang tidak bersalah meninggal karena tertimpa reruntuhan.
Keigo mengertakan giginya kesal, segera dia berlari menuju patung Bundo Marissa. Keigo mengeluarkan grappling hook² dari lengannya.
Cttak!
Grappling hook milik Keigo berhasil menyentuh bagian atas patung, setelah itu tubuh Keigo tertarik ke atas.
Di sisi lain, Bertrand masih berusaha menarik perhatian monster itu.
"Sial!"
Bertrand merasa kesal karena monster itu terus mengabaikan dirinya. Kemudian dia berhenti sejenak memikirkan cara untuk mendapatkan perhatian sang monster, agar dia bisa membawanya ke arah Keigo.
Ketika sedang memikirkan sebuah cara, tiba - tiba seseorang melempar grappling hooknya ke badan monster namun tidak berhasil, monster itu menghempas tubuh Hunter hingga menabrak bongkahan tembok bangunan.
"Hanzo!"
Bertrand segera membantu Hanzo yang tertimbun oleh puing - puing. Untung saja dia masih hidup walaupun tubuhnya terdapat beberapa luka yang cukup serius.
"Kau tidak apa - apa? Apa yang barusan kau lakukan?" tanya Bertrand.
"Aku berniat untuk menyerang bagian atasnya namun monster itu tidak membiarkan aku untuk menyentuhnya."
Sejak kemunculan monster besar ini, para Hunter itu mencoba untuk menghajar dengan senjata dan kemampuan yang mereka miliki, Bahkan Hunter Tier S kewalahan untuk menembus pertahanan sang monster.
Monster berkaki empat setinggi 80 meter ini memiliki 9 ekor pada bagian belakangnya yang bisa menyerang musuh. Setiap kali Hunter mendekati sang monster, ekor monster itu langsung menyerang dia tidak akan membiarkan para Hunter mendekati tubuh miliknya.
Tubuhnya yang keras membuat serangan para Hunter sia - sia. Setiap kali Hunter mengeluarkan jurusnya, monster itu bisa menahannya, bahkan monster itu malah membalikkan serangan.
Semburan api hitam dari mulut sang monster membuat kota menjadi terbakar. Jika terus seperti ini, kota Lodon akan benar - benar hancur sepenuhnya.
Bertrand melihat para Hunter yang kelelahan melawan monster besar ini, Mana³ mereka pasti sudah terkuras habis. Jika terus begini, mereka tidak akan bisa mengalahkan monster itu.
"Hanzo tolong bantu aku," ucap Bertrand.
"Bantu apa?"
"Tolong bantu aku untuk memancing monster besar itu ke patung Bundo Marissa,"
"Bagaimana caranya kita menarik perhatian monster besar itu kalau kita sendiri tidak bisa mendekati monster itu," tanya Hanzo kebingungan. Apa yang dikatakan Hanzo ada benarnya, setiap kali mereka mencoba menyerangnya monster itu kekuatan mereka langsung lenyap seperti tidak terjadi apa - apa.
"Kau lihat? monster itu hanya menyerang para Hunter," ucap Bertrand.
"Ya terus kenapa? Monster itu menyerang karena Hunter mencoba melukainya! Dia bukan makhluk yang bodoh."
Tiba - tiba Hanzo tersadar setelah mengatakan itu.
"Ya, Kau benar. Dia bukan makhluk yang bodoh, dia memiliki otak untuk melindungi kelemahannya. Makhluk itu hanya menyerang manusia yang memiliki Mana." ucap Bertrand.
"Lalu apa yang kau rencanakan sekarang?"
"Aku dan Keigo sedang merencanakan sesuatu, Aku berniat memancing monster ini ke arah patung Bundo Marissa."
"Untuk apa kau memancingnya ke patung Bundo Marissa?"
"Patung Bundo Marissa adalah bangunan tertinggi yang ada disini, patung itu melebihi tinggi sang monster. Coba kau lihat di atas patung sana," Hanzo mengalihkan pandangan ke arah dimana Bertrand tunjuk. Dia melihat Keigo yang sedang berdiri sambil memegang Pedang panjangnya.
"Kita akan membawa monster itu kesana dan menarik perhatiannya, saat monster ini lengah, Keigo akan menyerang kristal yang ada di kepala sang monster."
"Ide bagus, lalu bagaimana kita membawa monster itu ke patung Bundo Marissa?"
"Sepertinya yang aku bilang barusan, monster itu hanya menyerang Hunter atau manusia yang memiliki Mana."
"Kita hanya perlu mengumpulkan para Hunter untuk menarik perhatian monster ke Patung Itu."
Namun Hanzo nampaknya tidak setuju dengan ide Bertrand, bagi Hanzo itu ide yang berbahaya. Akan banyak Hunter yang akan mati karena semburan api monster jika para Hunter berkumpul.
"Tidak Bertrand , itu ide yang buruk!" ucap Hanzo.
"Lalu apa kau punya ide yang lebih baik?" Bertrand berbalik arah menatap ke arah Hanzo.
Hanzo mengepalkan tangannya erat. Dia benci dengan dirinya sendiri, apa yang dikatakan Bertrand benar, dia tidak mempunyai ide ataupun kekuatan untuk mengalahkan sang monster. Namun dia juga tidak mau mengorbankan rekan - rekannya.
"Hanzo lihat lah mereka semua,"
Hanzo melihat para Hunter yang sedang berjuang menyerang monster walaupun serangan mereka tidak mempan tapi mereka tetap semangat. Mereka tidak mau orang - orang yang mereka sayangi terluka ataupun meninggal karena ulah monster.
"Sekarang kau sudah paham? mereka semua ini Hunter, mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi keselamatan warga kota Lodon."
"Kau benar,"
Sebenarnya dia membenci semua kenyataan ini, mau tak mau Hanzo akhirnya memutuskan untuk mengikuti rencana.
"Baiklah, ayo kita lakukan!"
Hanzo bergegas mengumpulkan para Tier S, Hanzo merupakan pemimpin dari Organisasi Hunter kota Lodon, dengan mudah dia membuat para Hunter berkumpul.
Melihat itu Bertrand tersenyum kecil, kemudian dia berteriak.
" Ikuzo! ⁴"
"Ikuzoo!"
Semua para Hunter menembaki bola api ke arah monster secara bersamaan.
RARRWWH! Monster itu mengamuk kemudian menyerang Hunter yang ada di depannya. Melihat kesempatan itu, para Hunter berlari menuju patung Bundo Marissa.
Tiba - tiba monster meraung dan seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.
"Hati - Hati!", Teriak Hanzo.
Namun naas Hanzo terlambat, Monster itu menyemburkan api hitam hingga membakar sebagian Hunter.
"Sial!" umpat Hanzo.
"Hanzo, tidak ada waktu untuk memikirkan itu!"
Dengan rasa kesal dan marah, Bertrand kemudian kembali berlari. Dia tahu semua ini akan terjadi, teman - teman perjuangannya, mereka semua berkorban demi kota Lodon.
"Akan kubunuh monster sialan ini!"