Luna tersentak dan takut-takut segera tatap matanya dengan perasaan cemas. Ia coba beranikan diri untuk menatapnya lama dan tetapkan pandangan matanya itu ke arah lelaki tampan dihadapannya.
"Putri, saya sangat merindukanmu." ucap Nara yang langsung mendekap tubuh Luna saat itu, tentu Luna seakan mau melepas dan kaget bukan kepalang karenanya.
"Tu-tunggu. Ini maksudnya apa." ucap Luna heran.
"Bisa pinjam tubuhmu sebentar? Karena saya sangat merindukan orang yang sangat mirip denganmu. Tidak apa-apa kalau kamu tidak menyukai saya atau ingin menampar saya setelahnya, tapi ijinkan saya untuk memelukmu sebentar saja. Baru nanti setelah saya memeluk, kamu bisa menampar saya atau menghajar saya." ucap Nara.
Luna tersentak mendengarnya, ia sedikit merasa kasihan dan tidak enak. Dirinya langsung manut tak bergerak sedikitpun, membiarkan Nara memeluknya begitu saja.