Mencoba untuk meyakinkan Sani kalau semua ini hanya kesalahan kah?
Dikta merasa kalau dirinya ikut diperhatikan oleh Sani. "Gue enggak sengaja. Gue cuma reflek terus jadinya malah buang bolanya ke arah lo." jelas Dikta.
"Kurang banyak lemparnya." ucap Sani masih marah. "Dibilang gak sengaja." ucap Dikta dengan suara yang sedikit ditekan dan seperti menahan sabar.
"Mana ada yang namanya Dikta enggak sengaja. Lo kan pada dasarnya emang benci sama gue." ucap Sani dengan bibir cemberut yang diimut-imutkan membuat Dikta merasa sangat gatal ingin mencubitnya, tapi sayangnya coba dirinya tahan sekuat tenaga untuk tidak termakan ke dalam jebakan keimutannya itu.
"Sabar... Sabar..." ucapnya seraya mengelus dada.
Sani memalingkan wajahnya masih dalam keadaan cemberut. Dikta berkata. "Masih sakit gak?" tanyanya.