Chereads / KAWIN KONTRAK DENGAN CEO TAMPAN / Chapter 40 - CIUMAN TERIMAKASIH

Chapter 40 - CIUMAN TERIMAKASIH

"Kamu makan dulu Charlie, aku akan segera kembali. Enjoy!"

Aku tidak punya pilihan lain selain kabur sekarang karena dapur sangat berantakan sehingga aku hanya ingin agar tidak membuat pria itu kembali pikiran bahkan aku tidak ingin membuat dia berpikir bahwa aku hanya mengharapkan diri karena kemarin aku sudah banyak melakukan kesalahan. Sekarang yang terjadi adalah aku hanya ingin membereskan begitu banyak kekacauan di dapur dan juga bahkan aku tidak mengingat bagaimana apakah aku sudah mematikan kompor atau belum.

Aku benar-benar gadis yang sama sekali tidak bisa mengatur diriku sendiri bahkan saat semua itu terjadi aku sama sekali hanya berpikir bahwa itu semua sudah selesai sehingga aku sama sekali lupa bahwa tadi aku benar-benar lupa mematikan kompor. Saat aku berjalan ke sana api dari kompor itu masih menyala bahkan wajan tempat aku memasak itu sudah begitu menghitam.

Bahkan aku sama sekali merasa bahwa bersyukur aroma gosongnya tidak sampai ke meja makan di mana Charlie makan di sana. aku segera mengambil wajan panas itu dan segera menaruhnya di tempat cuci piring setelah itu aku segera mematikan kompor dan memungut beberapa sampah plastik yang berasal dari bumbu-bumbu dan juga berasal dari beberapa bungkusan snack yang tadi sempat aku makan.

Aku merasa lega setelah membersihkan semua bungkusan sebaik itu tetapi aku melihat bagaimana beberapa kulit bawang masih tersisa di atas meja dapur itu bahkan beberapa pisau tergeletak begitu saja dan aku bisa melihat bagaimana aku sama sekali tidak bisa membuat semuanya menjadi begitu rapi dan juga ada di tempatnya sehingga sekarang yang terjadi adalah aku masih memungut semuanya dan berharap pria yang sedang makan di meja makan itu tidak curiga dengan diriku yang begitu sangat lama di dapur.

Aku hanya berharap nasi goreng itu tidak cepat habis bahkan aku berharap pria itu makan dengan secara perlahan sehingga aku bisa berpikir bagaimana caranya untuk membersihkan semua kekacauan ini. Setelah selesai memungut semua sampah-sampah dan memasukkannya ke kantong sampah dan aku segera berbalik ke arah tempat cuci piring dan membersihkan wajah yang begitu kotor itu bahkan area bawahnya sudah berwarna hitam.

Membuatku begitu sangat tidak bisa membersihkan ini karena membuat semua pewarna kuku terkelupas semuanya.

Tetapi ini sekarang aku sudah menjadi seorang istri bagi pria itu lantas apa yang harus aku permasalahkan sekarang itu adalah jalan yang kupilih bahkan aku tidak bisa lari dari ini semua.

Bahkan aku sudah mulai mencintai pria itu sekarang bahkan aku bahkan membuat dia makanan sebagai sarapan karena kemarin aku sudah marah-marah bahkan sifatku begitu berubah ubah. Aku juga merasa kasihan pada pria itu mengingat bagaimana ia selalu saja tabah dan juga mengalah lebih agar aku tidak membuat keributan bahkan tidak ada masalah dalam rumah tangga kami.

Aku masih terus menggosok belakang wajan ini agar tetap bersih karena aku akan menggantungnya di dapur ini akan terlihat begitu sangat tidak bagus jika pantat bagian bawahnya masih begitu sangat kotor sehingga aku masih mencoba untuk membuat semuanya menjadi bersih seperti baru lagi.

Aku kemudian mulai mengosongnya secara begitu keras sehingga tiba-tiba aku merasa seperti ada suara langkah kaki yang menuju kesini. Aku mempercepat gerakanku untuk menggosok semua ini walaupun sampah sudah kupungut tidak juga aku sudah sapu dapur ini menjadi bersih tetap saja wajan ini akan membuat aku menjadi begitu sangat konyol bahkan aku sama sekali tidak tahu masak.

"Charlotte, ini piringnya mau di taruh dima…."

Ucapan pria itu terhenti saat ia melihat bagaimana aku masih sibuk menggosok bawah wajan itu dan juga melihat bagaimana aku begitu sangat terlihat memalukan.

Dan hal yang ia lakukan selanjutnya adalah ia masih berjalan ke arahku dan kemudian ia masih terus menatapku dengan tatapan yang begitu sangat sulit aku artikan setelah itu ia masih terus mendekatiku hingga pada akhirnya ia sampai di hadapanku setelah itu ia kemudian menatapku dalam dalam bahkan ia seperti ingin melakukan sesuatu padaku.

Aku hanya masih diam memegang alat pencuci piring di tanganku bahkan aku masih melihat bagaimana tanganku masih berbusa tetapi berwarna hitam karena bercampur dengan angus arang yang akibat terlalu lama menaruh wajan itu di atas kompor.

Dia masih menatap mataku bahkan ia belum mengalihkan pandanganku aku kira dia hanya bercanda dan juga hanya ingin membuat aku begitu perasaan tetapi tiba-tiba ia menggenggam tanganku dan ia kemudian membawa tanganku melingkar di lehernya seketika kemudian ia mencium bibirku.

Melumatnya dan juga tidak membiarkanku untuk bisa bernafas aku terus memukul dadanya dengan keras bahkan aku terus memukul pertanda akan memberikan kode bahwa ia harus berhenti melakukan hal ini. Tetapi yang terjadi adalah ia masih melakukan hal itu. Dan juga ia masih terus berusaha untuk menggapai mulutku tetapi yang terjadi adalah aku masih menutup mulutku rapat-rapat.

"Charlie!"

Kini aku bisa berteriak padanya karena ia sudah melepaskan ciuman itu dan juga iya sama sekali menatapku dengan tatapan yang begitu sangat membuatku merasa seperti ada yang aneh dari dalam diriku.

Aku kemudian menunduk dan aku sama sekali tidak berani lagi menatap matanya hingga pada akhirnya ia memegang dagu dan kemudian ia mengangkat wajahku ke atas.

Iya kemudian memelukku dan iya mendekatkan bibirnya dekat dengan telingaku kemudian ia berkata

"Charlotte, makasih banyak untuk semuanya. Masakanmu enak, dan bibirmu…."

"Charlie…!"

Aku merasa cukup malu walaupun aku kemarin begitu merasa bahwa moodku berubah-berubah bahkan aku marah memarahi pria itu dan juga aku marah-marah kemarin sekarang aku hanya ingin agar hubungan antara aku dan juga dai baik-baik saja.

Aku tidak ingin ada masalah tetapi aku masih bingung apa arti tindakan yang tadi ia lakukan itu sehingga aku kemudian bertanya.

"Mengapa kamu menciumku? Dasar nakal"

"Itu adalah…. Mmm…anggap saja permintaan terima kasih"

"Terima kasih? For what?"

"Sarapan yang kamu masak Charlotte, sangat enak dan mengenyangkan."

Aku masih diam dan juga tidak tahu harus berkata apa pada pria ini karena ia jelas membuatku hanya diam tanpa aku tanpa bersuara sedikitpun. Pada akhirnya ia kemudian mengambil sabun cuci piring dan juga ia mengambil spons yang aku pegang itu dan membantuku mencuci wajah dan juga piring yang tadi ia pakai makan.

"Biar aku saja Chat, jangan melakukannya"

"Sudah, kamu pergi mandi saja. Aku ingin mengajakmu jalan-jalan"

Aku tidak tahu akan kemana kita pergi tetapi aku kemudian segera pergi ke kamar dan kemudian bergegas untuk mandi.

***

Bersambung