Sudah tiga hari berlalu tim sar melakukan pencarian tubuh para korban kecelakaan pesawat bahkan ian sampai turun tangan bergabung dengan mereka semua untuk membantu mencari tubuh orang tuanya sedangkan thalita masih hanyut dalam kesedihannya dan sudah tiga hari dia tidak makan atau pun minum kini dia lebih terlihat seperti mayat hidup, damar sang paman pun sampai menangis melihat kondisi keponakan tersayangnya saat ini "Sayang..makan ya, om mohon padamu jangan seperti ini terus kasian orang tuamu." "Hikss..hikss..om..mama sama papa masih dibandara lagi mau check in." Sontak hati damar seperti tercubit saat ini melihat thalita yang sudah mulai kehilangan arah, saat sedang membujuknya untuk makan pintu kamar terbuka dan nayyla sahabatnya beserta risa calon kakak iparnya masuk mereka pun berusaha membantu damar untuk membujuk gadis itu namun sia-sia.
Di tengah laut ian di bantu tim SAR dan angkatan laut sedang melakukan pencarian tubuh kedua orang tuanya bahkan bukan hanya ian saja tetapi ada beberapa dari pihak keluarga korban yang lain pun turut serta melakukan pencarian, ledakan yang terjadi membuat pesawat yang di tumpangi kedua orang tuanya hancur lebur hingga menyulitkan mereka untuk mencari "Pak ini saya temukan beberapa barang penumpang dan juga puing pesawat." "Cepat angkat dan letakan disana." Ujar salah satu anggota tim SAR sambil menunjuk ke dak tengah, saat barang-barang tersebut diletakkan di tengah ian melihat dompet papanya dan dia beranggapan bahwa tubuh kedua orang tuanya tidak jauh dari posisi dompet di temukan. Satu persatu hasil kerja tim mereka sudah menunjukkan hasil ian yakin bahwa tidak lama lagi tubuh orang tuanya akan di temukan, malam pun menjelang ian masih dengan sabar mencari dan menyusuri lautan tersebut bahkan dia tidak berhenti berdoa agar pencarian kali ini di permudah.
Sudah lima hari pencarian berlangsung bahkan setiap hari keluarga maheswara beserta keluarga keraton melakukan pengajian dan tidak pernah putus selama itu pula thalita gadis kecil itu mengurung diri di kamarnya berharap kepulangan kedua orang tuanya, kini damar menyerah dengan sikap thalita lalu dia meminta bantuan temannya yang bekerja di rumah sakit sebagai seorang psikiater untuk mengobati thalita "Suci kamu dimana??" "Aku masih di rumah sakit mas, satu jam lagi aku ke sana ya." Lantunan ayat suci Alquran masih menggema di mansion danudirja banyak sekali warga berdatangan dengan suka rela mendoakan mereka, semasa hidupnya danu dan istrinya sangat suka sekali menolong siapa pun yang kesusahan bahkan mereka tidak segan untuk mengeluarkan dana yang besar untuk membangun mesjid beserta pesantren dan membantu pembangunannya yang terletak di sebuah perkampungan tepatnya di belakang komplek mansion dan membaur dengan warga kampung. Keluarga maheswara memang terkenal sangat dermawan bahkan saat berita tentang kematian danu dan istrinya muncul di berbagai media banyak warga dari kampung sebelah bahkan semua warga komplek berbondong-bondong datang ke kediamannya untuk ikut mendoakan bahkan dari pihak kampus ian dan sekolah thalita turut serta datang.
Hari ini sudah memasuki hari ke enam masa pencari namun belum di temukan tanda-tanda akan tubuh dari kedua orang tuanya, ian hampir putus asa dengan pencarian yang dia lakukan namun demi adiknya dia akan terus berusaha semaksimal mungkin dan di saat dia sedang duduk sambil meminum airnya tiba-tiba salah satu anggota tim SAR berteriak "Semuanya cepat kemari!! Kita menemukan beberapa bagian tubuh dari alat pendeteksi suhu badan." Ian yang mendengar hal itu buru-buru menghampiri petugas tersebut dan saat diangkat betapa shocknya ian melihat itu semua bahwa yang di temukan adalah salah satu dari orang tuanya "Ya allah papa..hikss..hikss." kaki ian mendadak lemas melihat apa yang di depan matanya, kini tinggal gendhis yang belum di temukan ian sangat berharap tubuh dari mamanya segera di temukan. Kini haris pengacara keluarga maheswara sudah tiba di kediaman mereka dan dia ingin menyampaikan sesuatu kepada mereka namun damar menghentikan pria tersebut dengan alasan suasana belum kondusif karena masih dalam situasi berkabung di tambah danu beserta istrinya belum di temukan dan akhirnya haris harus menunda dulu sampai situasinya membaik.
"Pak lihat ini..kita menemukan sesuatu, cepat tarik keatas!!" Perintah salah satu anggota angkatan laut yang sedang melakukan pencarian gabungan hari ini sudah memasuki hari ke tujuh pencarian korban kecelakaan pesawat ian berharap mamanya yang di temukan apa pun kondisinya yang penting dia bisa membawa pulang kedua orangtuanya dan memberikan penghormatan terakhir, allah menjawab semua doa ian dan yang di temukan adalah tubuh sang mama kemudian ian menangis karena cinta pertamanya wanita yang sangat dia cintai sudah meninggalkan dirinya beserta adiknya untuk selamanya. Setelah mengurus semuanya ian bergegas menuju darat untuk membawa kedua orang tuanya ke rumah agar mereka bisa mendapatkan pemakaman yang layak walaupun pada akhirnya dia harus melihat thalita hancur.
Suasana duka sangat terasa di saat jenazah kedua orang tuanya tiba di mansion seluruh keluarga sudah siap menyambut kedatangan jenazah danu dan gendhis, saat mendengar suara ambulans tiba thalita segera berlari dari kamarnya menuju ke bawah dan saat melihat kedua orangtuanya di letakan di ruang tamu sejajar dia kembali histeris bahkan lebih parah dari sebelumnya hingga membuat risa, nayyla, dan damar kewalahan "Papaaaa..mamaaaa..banguuunn..jangan tidur pa..ma..huaaaaa.. kalian masih ada janji sama lita..huaaaa..aaaaa.." hatinya merasa teriris melihat adiknya yang histeris akhirnya dia memeluk adiknya dan membawanya ke kamar bersama dengan risa "Dek kamu harus ikhlas..gak boleh kaya gini, papa sama mama udah tenang dek." Damar yang mendengar teriakan thalita langsung ke atas menuju kamar gadis tersebut di susul oleh suci, ian yang tidak tega meminta suci untuk menyuntikkan obat penenang untuk adiknya itu biarlah untuk sejenak adik kesayangannya itu melupakan apa yang dia rasakan saat ini kemudian ian meminta suci dan risa menjaga adiknya karena masih banyak tamu berdatangan yang harus dia temui.
Malam menjelang tamu semakin banyak berdatangan bahkan banyak yang begadang di mansion tersebut bahkan beberapa warga dari kampung sebelah pun turut serta menemani keluarga maheswara, ian sangat bersyukur mempunyai kedua orang tua yang sangat baik dan dermawan semasa hidupnya "Mas ian yang sabar ya, ikhlaskan kepergian almarhum dan almarhumah..insya allah mereka sudah berada di tempat yang indah." "Amin.. pak ustad terima kasih doanya, jika ada kesalahan yang telah di perbuat kedua orang tua saya baik di sengaja atau pun tidak di sengaja mohon di maafkan ya pak ustad." Tanpa di sadari air matanya tumpah membasahi pipinya karena duka yang sangat mendalam atas kepergian kedua orang tuanya, kini tidak ada lagi senyum hangat dari kedua orang tuanya yang ada saat ini hanyalah ke hampaan.