Hingga akhirnya, keduanya memilih untuk berpisah. Perpisahan yang meninggalkan
lara di hati Jay. Ingin rasa Jay menggapai
Jeva kembali, namun apa dikata?
Jeva bukan lagi miliknya. Dan Jeva..
wanita itu bukan jodohnya. Jay berusaha
merelakan namun hatinya menolak.
Setiap kali melihat raut bahagia Jeva,
hatinya kembali menghangat. Senyuman
Jeva adalah kebahagiaan tersendiri
baginya, apalagi perut buncit itu adalah
hasil dari benih yang ia tanam. Ia bangga
karena Jeva mengandung anaknya.
Tapi, ia tidak bisa leluasa menemui Jeva.
Nyatanya Jevian menutup akses dirinya
untuk bertemu dengan Jeva. Tidak hanya
rindu pada Jeva, ia juga merindukan
anaknya. Keinginannya hanya harapan
semata, lantas apa ia tidak bisa bahagia?
"Mas, ngelamunin apa?"
Jay rindu. Ia rindu setiap hari mendengar
panggilan itu dari bibir manis wanita
yang menjadi ibu dari anaknya. Ia rindu
segalanya tentang Jeva.
"Ah enggak," elak Jay.
Jeva tidak menjawab namun masih