Jevian menatap gadis di depannya dengan tatapan malas. Hei, jelas disini gadis itu benar-benar sudah gila?
Katanya tidak akan kesini, eh tau-taunya sudah sampai saja di depan rumah Jevian. "Gimana sayang? Gue gak geer kan?" tanya Jevian dengan alis dinaik turunkan.
Jeva menyengir, "Gak bisa tenang gue, makanya langsung cus!"
Jevian memutar bola matanya malas. Ia sudah hafal betul sifat pacarnya ini. Dua tahun bersama nyatanya bisa membuat mereka mengerti satu sama lain.
"Gue gak ditawarin masuk? Jahat lo Jep sama gue, kasian loh anak kembar lo," ucap Jeva dramatis.
Jevian memutar bola matanya malas. Tanpa menjawab dia langsung menarik Jeva untuk masuk ke dalam rumahnya. Lalu dia menutup pintu rumahnya.
Jevian sejak sebelum mengenal Jeva, dia sudah tinggal sendiri. Niat Jevian sih, supaya bisa mandiri.
Dia juga membeli rumah yang sekarang ia tempat dengan uangnya sendiri, tidak meminta kepada kedua orang tuanya.
"Yang, ada susu cokelat gak sih?"