Brylian mengetuk pintu kamar Bianca. Setelah mendapat persetujuan dari sang empunya kamar, ia masuk ke dalam kamar yang bernuansa sama dengan kamarnya. Terlihat Bianca yang sedang duduk di sofa yang memang disediakan dikamar.
Ditangannya terdapat sebuah novel. Salah satu hobi gadis itu, membaca.
Brylian menjatuhkan diri di samping adiknya. Bersandar di sandaran sofa, menopang dagu, menatap Bianca dengan dalam.
Bianca yang merasa diperhatikan menoleh. Menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"
Brylian tersadar. Ia tersenyum tipis. "Nanti malem acara tahunan antar geng motor. Kamu ikut, kan?"
"Iya." Bianca tak merubah posisinya.
Brylian mengangguk. "Mau ikut sama siapa?" Tanya Brylian.
"Gak tau, liat aja nanti." Jawabnya masih dengan tatapan fokus pada novel di tangannya.
"Oh iya! Si Diana kenapa gak kamu keluarin aja, sih?" Brylian mengalihkan pembicaraan.
Bianca menoleh sekilas pada kakaknya. Lalu kembali pada novelnya. "Kesalahan dia gak sebesar itu buat dikeluarin."