"Nona Hana."
Suara jelas seorang pria terdengar, menyebabkan mimpi mendalam Hana hancur berkeping-keping dalam sekejap. Itu seperti melodi yang indah dan mengharukan yang berhenti tiba-tiba, mengeluarkan semua fantasi yang indah, dan kembali ke kenyataan dengan kejam.
Hana benar-benar terbangun, dan matanya yang berkabut akhirnya mengenali pria yang berdiri di ruangan kecil itu, yang ternyata adalah Awan.
"Nona Hana." Awan tersenyum sopan, meletakkan tas, berbalik, membelakangi Hana, "BOSS sedang menunggu Nona Hana, Nona Hana berpakaian, dan keluar."
Awan keluar dan menutup pintu. Memblokir mata orang-orang di luar menjulurkan leher mereka untuk bertanya.
