Gamin meletakkan sumpitnya, mengambil tisu dan menyeka sudut bibirnya dengan anggun. Lalu dia bersandar di kursi, memandang Hana seperti seorang pemimpin tentara, dan berkata dengan suara lambat.
"Terima kasih."
"Simpan makanan untuk orang-orang!" Hana mengertakkan gigi.
"Ini dilakukan dengan sangat baik." Gamin melihatnya dan masih ada sepiring daging kambing yang tersisa.
Hana masih menggertakkan giginya, "Aku akan bekerja keras untuk melakukan yang lebih baik!"
"Aku menghargai ketekunanmu, bahkan lebih baik jika itu adalah karyawanku." Nada bicara Gamin ringan dan semilir, seperti orang yang sangat terlatih.
"Mimpi dalam hidup ini, kamu." Hana menggertakkan giginya lebih erat.
Gamin tiba-tiba mendekati Hana dengan dua poin, berbisik lembut, "Tidak apa-apa jika kamu punya mimpi."