Gamin menutup dokumen itu dengan satu tangan dan melemparkannya ke samping. Baginya, benda ini sekarang menjadi tumpukan sampah kertas.
"Apakah kamu mengejek IQku, apakah aku mirip dengan bayi?" Suaranya lambat dan rendah, tetapi ada rasa tidak nyaman.
"Bukankah begitu? Aku tidak mengharapkan kamu untuk hidup beberapa tahun lagi, tetapi kamu tidak akan sepengetahuan sebelumnya! Sekarang kamu ingin orang-orang mendidik dan mendidik kamu tentang prinsip-prinsip berurusan dengan orang lain!" Hana berpikir untuk mendengar kata-kata Gamin setelah kembali ke Indonesia. Beberapa perbuatan berantakan membuatnya merasa menjijikkan. Dia benar-benar jatuh cinta dengan orang seperti ini saat itu, dan dia masih menyukainya dengan hatinya.
Gamin menghela nafas, "Aku benar-benar ingin mendengar, bagaimana kamu mendidikku! Berpikir bahwa kamu sedikit berprestasi, dengan pura-pura berpikir bahwa karakter dan kepribadian-mu mulia, bukan? Di mataku, kamu tidak lain adalah itu! "