Begitu membuka mata, cahaya yang amat menyilaukan mata membuat kelopak berat Theo kembali tertutup karena tak biasa dan rasa pusing mendera kepalanya detik itu juga.
"Argggg, ishhh. Ini alasan kenapa aku seharusnya tidak mabuk-mabukan," gerutu pria itu sembari memukul kepalanya sendiri dengan pelan.
Theo beranjak duduk, dia tak akan membiarkan kepalanya sakit terus. Theo diam sejenak guna menetralisirkan rasa pusing di kepalanya.
Di saat dia diam dengan mata terpejam, secara otomatis otaknya memutar kilasan kejadian kemarin malam saat dirinya bertemu dengan pelantara itu.
Mata Theo kontan terbuka lagi, dia bergegas merogoh kantung belakang jeans-nya, dan tentu saja. Amplop yang sama masih di sana.
Theo mengembuskan napas lega, saat dirasakan kepalanya sudah sedikit ringan. Dia melihat sekelilingnya, dan pantas saja punggungnya agak sakit. Rupanya semalaman dia tidur di sofa.