Evans baru meninggalkan ruangan operasi setelah pukul 7 malam, ya. Sejak siang tadi dirinya hanya mengabiskan waktu untuk melakukan operasi.
Evans kembali menjadi dokter yang gila akan operasi serta keberhasilan, dia bahkan tak peduli jika tubuhnya sudah mulai lelah sebab tak henti memeras tenang.
Sedangkan Dion yang ikut membantu dalam ruangan operasi, hampir muntah karena terlalu lama mencium aroma darah.
Tak tanggung-tanggung, Evans langsung mengambil tiga pasiennya. Dia operasi secara bergantian tanpa jeda.
"Dok, sekarang apa bisa kita istirahat dahulu?" tanya Dion dengan lemas, bahkan tangan ke duanya masih dibalut sarung tangan medis yang berlumuran darah.
"Istirahatlah sebentar, Dokter Dion. Kita akan menangani pasien lainnya nanti," kata Evans.
Dia ingin membersihkan tangannya terlebih dahulu, selang beberapa saat. Evans keluar dari sana.