Bi Inem terus menundukkan kepalanya di depan Luna, dia hanya berdiri di depan pintu sebab majikannya itu pun hanya diam seperti patung.
Tatapan kosong dan ekspresinya yang tak menunjukkan apa-apa membuat bi Inem bingung harus melakukan apa, pasalnya dia yang tadinya diliburkan oleh Ekal sejak beberapa hari belakangan.
Mendadak langsung dipanggil untuk kembali bekerja karena keinginan Luna, namun. Sebelum bi Inem menghadap Luna.
Wanita paruh baya itu sudah diwanti-wanti oleh Ekal, untuk tidak mengatakan sesuatu yang akan merugikan Ekal. Entah bi Inem tahu sesuatu atau tidak, yang penting Ekal hanya ingin memastikan jika hubungan rumah tangganya yang sebenarnya tak sehat tetap baik-baik saja.
"Kenapa, Bibi. Tidak bicara pada saya kalau rumah kedatangan tamu yang sampai sekarang masih ada di sini?"
Luna membuka suara, walau itu terdengar datar tak seperti Luna pada umumnya. Bi Inem langsung mendekati Luna, wajahnya tampak tak enak.