"Dokter?" panggil Luna.
Pria yang disapa dokter itu kontan menoleh, dia sedikit menunduk untuk melihat wajah Luna yang lebih pendek darinya.
Diam-diam Luna membalas tatapan itu, dia tersenyum manis ke arah Evans. Walau awalnya Luna sudah memutuskan untuk tidak melibatkan Evans dengan urusannya lagi.
Namun, di beberapa situasi memang Luna berharap Evans akan ada untuknya. Dan, sungguh. Evans bak malaikat penyelamat baginya, pria itu tahu kapan dia harus datang untuk membantu Luna.
Evans mengedipkan sebelah matanya menggoda Luna, Luna menunduk untuk menyembunyikan senyumnya yang kian lebar karena bukannya tergoda. Dia sedikit geli melihat Evans yang berwibawa mengedipkan mata genit kepadanya.
Evans memasang wajah datarnya lagi, dia kembali menghadap ke arah wanita paruh baya yang tadi menghakimi Luna.
"Pria ini, dia juga bersama wanita di belakangnya hari itu," tuturnya mengadu kepada Kenzi dan Theo yang saat ini berdiri di belakangnya.