Satu bulan setelah lamaran yang begitu romantis, akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Jantung Luna berdebar tidak menentu, padahal ini adalah pernikahannya yang ke dua kalinya.
Dia tengah didandani di ruangan lain di gedung tempat resepsi akan berlangsung, sebenarnya Luna sudah siap. Dia hanya menunggu waktu untuk keluar saja, di sana ada Michella dan Mery yang menemani Luna dengan kebaya berwarna putih mereka menatap Luna yang begitu cantik dengan gaun indahmya pilihan Michella.
Kalau sudah Michella yang memilihnya maka tidak perlu diragukan lagi, sudah pasti gaun itu sangat cantik. Dan, ya. Tentunya pas di tubuh Luna yang semapai.
"Kamu cantik, Luna. Ibu lega karena bisa melihat kamu memakai baju pengantin, karena di saat pernikahan kamu yang pertama Ibu tidak ada di sisi kamu," kata Mery sembari mengusap Luna dengan penuh kasih sayang.
Luna melemparkan senyum dari pantulan kaca di depannya, dia melirik ibunya yang menunjukkan ekspresi haru.