Ekal mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, siang ini tepat pada saat makan siang. Dia bergegas menuju ke panti asuhan, di mana Luna berada. Ya, Ekal tahu Luna pasti ada di sana. Karena hanya tempat itulah satu satunya tempat yang bisa Luna tuju kalau dia tidak memiliki tempat tinggal lagi.
Ekal berkali kali membuang napasnya panjang selama perjalanan, otaknya terus memikirkan apa yang membuat Luna begitu bertekad untuk mengeluarkan Evans dari penjara.
Luna sungguh bersikeras hingga Ekal merasa kalau cintanya Luna pada pria itu memang sangat besar, Ekal tidak tahu kalau istrinya bisa mencintai seseorang selain dirinya sekuat itu.
Bukan tidak mungkin Ekal cemburu, sebenarnya dia cemburu, ya. Suami mana yang tidak akan cemburu kalau tahu wanita yang masih berstatus istrinya mencintai pria itu.
Tidak mungkin seorang suami tidak cemburu saat istrinya mencintai pria lain dengan terang terangan seperti itu, bahkan Luna langsung meminta bantuan Ekal untuk membujuk Sania.